Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132345
Title: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Komoditi Teh Indonesia, Serta Daya Saing Komoditi Teh Di Pasar International
Authors: Suroso, Arif Imam
Tatakomara, Edwin
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Pada saat ini perdagangan bebas sudah mulai di lakukan, hal ini menjadikan arus perdagangan menjadi terbuka bagi semua negara, hal ini tentu saja menjadikan persaingan untuk produk atau komoditi tersebut menjadi semakin tajam. Dengan kondisi tersebut maka masing-masing negara berusaha untuk meningkatkan keunggulan dari masing-masing potensi yang dimilikinya. Di Indonesia, sektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dianggap mampu bersaing di pasar International, terutama untuk komoditi teh. Dimana Indonesia merupakan salah satu produsen teh di dunia yang paling besar setelah China dan India. Tetapi untuk menguasai pangsa pasar di dunia, Indonesia hanya menguasai kurang lebih 17 persen pada tahun 1992 dan itu pun terus menurun hingga sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Melihat gambaran perkembangan komoditas teh dan ekspor di Indonesia; (2) Menganalisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi ekspor teh Indonesia dan melihat seberapa besar pengaruhnya; (3) Mengetahui potensi daya saing komoditi teh di pasar International; (4) Memberikan masukan bagi produsen teh dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan ekspornya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series (data deret waktu) dari tahun 1982-2001, yang di peroleh dari BPS, Dirjen Pertanian dan Asosiasi teh Indonesia. Data dan informasi yang diperoleh, dianalisis secara kuantitatif dan secara kualitatif. Metode deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan produksi dan ekspor teh di Indonesia sedangkan metode kuantitatif di gunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor. Metode kuantitatif yang digunakan yaitu dengan menggunakan model persamaan regresi berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan luas areal untuk perkebunan teh selama sepuluh tahun terakhir hanya sekitar 1,56 persen. Dari luas lahan tersebut yang paling besar adalah yang dimiliki oleh pelaku perkebunan rakyat sedangkan perkebunan besar swasta luas arealnya menduduki urutan ketiga setelah perkebunan besar pemerintah. Daerah yang paling luas untuk areal perkebunan teh adalah propinsi Jawa Barat mengingat kondisi iklim dan tanahnya yang paling sesuai untuk tanaman teh sedangkan daerah yang memiliki areal paling kecil adalah DI Aceh hal ini dikarenakan kondisi sosial politik yang tidak kondusif sehingga investasi dibidang perkebunan menjadi terhalang. Untuk perkembangan produksi teh Indonesia selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir rata-rata pertumbuhannya hanya sekitar 1,16 persen. Jumlah produksi yang paling besar yaitu pada tahun 2001 yang mencapai 170.000 metrik ton. Daerah penghasil teh terbesar yaitu propinsi Jawa Barat mengingat luas arealnya yang cukup besar….dst
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132345
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A04eta.pdf
  Restricted Access
Fulltext48.21 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.