Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132208
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRiani H., Etty-
dc.contributor.advisorWidodo-
dc.contributor.advisorDarmayati, Yeti-
dc.contributor.authorSumarni, Dian-
dc.date.accessioned2023-11-14T23:46:52Z-
dc.date.available2023-11-14T23:46:52Z-
dc.date.issued1998-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132208-
dc.description.abstractPemakaian deterjen sebagai bahan pencuci baik di rumah tangga maupun industri sudah semakin meluas, sehingga jumlah dete1jen sebagai limbah yang masuk ke perairan maupun sumber air semakin meningkat. Jika kadar deterjen yang masuk ke perairan melewati batas toleransi maksimum organisme perairan, maka dikhawatirkan akan banyak populasi organisme perairan yang berkurang dan pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem suatu perairan. Dalam mengevaluasi dampak merugikan dari dete1jen terhadap kehidupan organisme laut, dapat digunakan uji toksisitas sub letal di laboratorium. Salah satu metodenya adalah dengan melakukan uji terhadap fertilisasi dan perkembangan embrio bulu babi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai NOEC (No Observed Effect Concentration), LOEC (Lowest Observed Effect Concentration), dan EC-50 (Median Effective Concentration) dari dete1jen terhadap fertilisasi clan perkembangan embrio bulu babi. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan kerja, yaitu uji pra perlakuan, uji mencari nilai kisaran (uji range finder), dan uji sebenarnya (uji definitif). Uji pra perlakuan dilakukan untuk menentukan perbandingan sperma clan telur yang menghasilkan fertilisasi mendekati 90 %. Uji mencari nilai kisaran dilakukan untuk menentukan kisaran konsentrasi toksikan yang akan digunakan dalam uji definitif. Pada uji nilai kisaran, baik fe1tilisasi maupun perkembangan embrio menggunakan konsentrasi 1,0 ; l 0,0 ; I 00,0 ; l 000,0 mg/I dengan 2 kali ulangan. Uji definitif dilakukan untuk melihat konsentrasi toksikan yang berpengaruh terhadap biota uji. Uji definitif untuk fertilisasi menggunakan konsentrasi deterjen 3,2 l 0,0 ; 32,0 ; I 00,0 ; 320,0 mg/l dengan 3 kali ulangan, sedangkan untuk perkembangan embrio menggunakan konsentrasi deterjen 0,1; 0,18; 0,32; 0,56; 1,0 mg/I dengan 3 kali ulangan. Sebelum inokulasi sperma dan telur dilakukan, diukur kualitas air larutan ttji yang terdiri dari pH, suhu, salinitas, dan oksigen terlarut (DO).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquatic Resourcesid
dc.titlePengaruh deterjen terhadap tingkat fertilisasi dan perkembangan embrio hulu babi (tripneustes gratilla L.)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Aquatic Resources Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
C98dsu.pdf
  Restricted Access
Fullteks4.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.