Dampak penggunaan mulsa lembar plastik perak terhadap iklim mikro, penyebaran PStV (Peanut stripe virus), dan produktivitas kacang tanah (Arachis hypogea L.)

Abstract

Di Indonesia, kacang tanah merupakan salah satu tanaman palawija yang penting sebagai bahan pangan, bahan pakan, dan bahan baku industri, karena memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Namun produktivitasnya kini mengalami penurunan, salah satunya di sebabkan oleh serangan PSV yang hampir selalu dapat ditemukan di setiap daerah pertanaman kacang tanah. Kondisi lingkungan terutama iklim mikro- yang sesuai bagi tanaman diperlukan agar diperoleh hasil maksimal. Salah satu usaha memodifikasi iklim mikro adalah menutup dengan mulsa lembar plastik di atas permukaan tanah. Pemuisaan juga merupakan upaya pengendalian serangga sebagai vektor pembawa PSIV. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak penutupan tanah dengan mulsa plastik perak terhadap iklim mikro, penyebaran PStV dan produktivitas kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di Babakan Sawah Baru, Darmaga, Bogor, terletak pada ketinggian 250 mdpl dengan posisi 6 37 LS dan 106° 44' BT mulai minggu ketiga bulan Maret sampai dengan akhir bulan Juni 1999. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Spilt Plot Design) terdiri dari dua faktor Main plot adalah pemulsaan (M) dengan dua taraf perlakuan yaitu tanpa mulsa (Ma) dan dengan mulsa (M) Sub plot adalah varietas (V) dengan enam taraf yaitu Gajah (V.). Macan (V), Landak (V). Kelinci (V.). Banteng (V) dan Pelanduk (V.). Ukuran petak 2 x 3.5 m dengan jarak tanam 20 x 40 cm. Perlakuan penutupan mulsa (M,) dan tanpa mulsa (Me) menyebabkan suhu tanah pada pagi hari lebih tinggi, tetapi sebaliknya pada siang dan sore hari untuk kedalaman 5 cm, hal ini karena perbedaan dalam menerima radiasi surya. Sedangkan untuk kedalaman 15 cm pengaruh penutupan muisa kurang terlihat Pola perubahan antar minggu pada kedua perlakuan dan kedua kedalaman sejalan dan perbedaannya kecil. Kisaran suhu tanah untuk perlakuan M., dan M, masing-masing adalah 25.3-37.9°C dan 25:6-37.8°C. Perlakuan penutupan muisa tersebut ternyata tidak menyebabkan perbedaan besar terhadap kadar air tanah, yakni 48% untuk M, dan 30% untuk M. Pertumbuhan tanaman dari minggu ke minggu meningkatkan transpirasi sehingga kadar air tanah menurun. Koefisien pemantulan secara umum lebih tinggi pada perlakuan mulsa dibandingkan lahan terbuka, karena perbedaan jenis dan warna permukaan. Hal ini menunjukkan bahwa tanah terbuka warnanya lebih gelap dibandingkan tanah tertutup mulsa perak, sehingga menyerap radiasi sedikit lebih besar. Kisaran koefisien pemantulan untuk perlakuan M, dan M, masing-masing adalah: 15-20 % dan 17-21%. Pemulsaan efektif untuk menghambat sebaran PSV Pola sebarannya semakin meningkat sejalan dengan waktu pengamatan. Interaksi antara mulsa dan varietas menunjukkan tidak berbeda. nyata, tetapi ada pengaruh nyata tehadap perlakuan mulsa. Pemulsaan berpengaruh nyata terhadap penyebaran PSTV hanya pada minggu keenam setelah tanam yaitu 6.91% untuk perlakuan tanpa mulsa dan 2.50% untuk perlakuan muisa. Produktivitas kacang tanah pada perlakuan mulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa mulso. Pengaruh perlakuan mulsa plastik perak nyata terhadap bobot kering polong per tanaman contoh dan per petak tapi tidak berbeda nyara terhadap bobot dan jumlah biji serta jumlah polong pada tanaman contoh. Perlakuan varietas berpengaruh nyata pada semua peubah, Interaksi antara mulsa varietas berpengaruh nyata hanya pada peubah bobot dan jumlah biji per tanaman. Varietas Kelinci lebih responsif dibandingkan varietas lainnya yang ditunjukan dengan bobot polong kering per tanaman (11.6 g) dan jumlah biji per tanaman (35.7 bin) paling tinggi. Potensi iklim terhadap produktivitas kecil tetapi bermanfaat pada pengendalian hama.