Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132076
Title: Pembuatan karet busa dari lateks dadih
Authors: Sailah, Illah
Handoko, Bambang
Narulita, Hera
Issue Date: 2000
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Karet alam merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting dan penghasil devisa di Indonesia. Produksi karet alam Indonesia, 70% diantaranya dihasilkan oleh petani rakyat sehingga mutu karet tersebut belum memuaskan yang mengakibatkan harga jualnya rendah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu karet dan penghasilan petani adalah dengan memekatkan lateks kebun menjadi lateks dadih. Pendadihan lateks kebun merupakan metoda pemekatan yang sederhana dan murah. Lateks dada ini dapat digunakan untuk membuat barang jadi karet seperti karet busa dengan teknik pengocokan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan teknologi pembuatan karet busa dari lateks dadih yang berapannya diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif substitusi penggunaan lateks sentrifugasi sebagai bahan baku pembuatan karet busa. Penelitian ini dilakukan dua tahap. Penelitian tahap 1 dilakukan untuk mempelajari pengaruh bahan baku dan umur pemeraman komponisteks terhadap sifat-sifat fisik hasil karet busanya. Kompon lateks terdiri dari kompon lateks dadih berkadar karet kering 56% dan 50%. Umur pemeraman kompon dilakukan selama 0-2 hari. Sebagai pembanding digunakan kompon Isteks sentrifugasi bercadar karet kering 57% dan 50%. Penelitian tahap II dilakukan untuk mempelajari pengaruh bahan-bahan kimia penyusun kompon yang mempunyai fungsi langsung terhadap sifat fisik karet busa. Bahan kimia tersebut terdiri dari variasi dosis DPG (bahan pembentuk gel) 0.3-1.5 psk (per seratus karet) selang 0.3, variasi dosis ammonium oleat (bahan pembusa) 0.25-1.25 psk selang 0.25, variasi dosis ZDC (bahan pencapat) 0.5-2.5 psk selang 0.5, dan variasi dosis belerang (bahan pemvulkanisasi) 1.5-3.5 psk selang 0.5. Parameter mutu yang diukur adalah kekerasan, rapat jenis, tegangan putus dan perpanjangan putus, pampatan tetap sebelum dan sesudah pengusangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompon lateks dadah dan lateks sentrifugasi yang diperam selama dua hari menunjukkan perbedaan yang sangat jelas pada viskositasnya. Kompon LD56 dan LD50 semakin mengental sementara kompon lateks sentrifugasi tetap normal. Perbandingan hasil pengujian karet busa dari kompon lateks dadih dan lateks sentrifugasi secara umum menunjukkan hasil yang relatif sama seperti nilai pampatan tetap, tegangan putus dan perpanjangan putus tetapi nilai rapat jenis karet busa dipengaruhi oleh jenis kompon lateks. Hasil penelitian tahap I menunjukan bahwa lateks dadih yang tidak diperam dapat digunakan sebagai alternatif substitusi bahan baku pembuatan karet busa. Variasi dosis DPG 0.3-1.5 hanya mempengaruhi gelling time sedangkan hubungan yang nyata secara polinomial menunjukkan dosis optimum 1.83 psk. Variasi dosis ammonium oleat 0.25-1.25 psk mempengaruhi nilai rapat jenis, pengembangan volume juga kekerasan karet busa, menghasilkan dosis optimum 0.53 psk. Nilai kekerasan, tegangan putus dan perpanjangan putus dipengaruhi oleh dosis ZDC dan menghasilkan dosis optimum 2.5 psk sedangkan variasi belerang menghasilkan dosis optimum 1.5 psk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa lateks dadih dapat digunakan sebagai substitusi lateks sentrifugasi untuk pembuatan karet
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132076
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F00HNA.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.4 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.