Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132075
Title: Pemucatan minyak nilam sari kasar dengan cara redestilasi dan cara kimia
Authors: Darwis, Abdul Aziz
Ketaren, S
Purnawati, Rini
Issue Date: 2000
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Minyak nilam dengan penyulingan tradisiomal yang dilakukan pengusaha kecil sering mengalami kerusakan akibat peralatan dan kondisi proses penyulingan yang tidak memadai. Keadaan ini menyebabkan kerusakan sebagian komponen minyak nilam. Kerusakan ini antara lain diakibatkan oksidasi, polimerisasi atau reaksi-reaksi senyawa minyak astiri dengan ion logam. Hal ini mengakibatkan warna minyak nilam menjadi lebih gelap, berbau hangus, dari segi mutu umumnya minyak ini tidak memenuhi standard perdagangan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu minyak nilam hasil penyulingan petani. Cara yang dilakukan dengan memucatkan minyak nilam dengan menggunakan metoda fisik (redestilasi) dan metoda kimia (adsorbent dan chelating agent). Rancangan Percobaan untuk penggunaan chelating agent dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor jenis chelating agent yaitu tanpa penambahan, 2 persen asam sitrat, 2 persen asam tartarat dan campuran 1 persen asam sitrat dan 1 persen asam tartarat. Sedangkan bentuk chelating agent yang digunakan masing-masing berwujud cair dan kristal. Karakterisasi minyak hasil penyulingan petani menunjukan sifat fisiko kimia minyak nilam tersebut sebagian besar memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI maupun EOA, kecuali bau, warna serta kejernihan. Warna gelap pada minyak nilam disebabkan oleh adanya polimer yang terbentuk dari peristiwa polimerisasi dan kandungan logam yang cukup tinggi, yaitu Fe (509,2 ppm), Mg (369,5 ppm) dan Cu (1,8 ppm). Minyak nilam yang keruh disebabkan masih mengandung air sebesar 0,167 persen. Bau hangus dan warna gelap senyawa non organo-logam berhasil dihilangkan dengan menggunakan arang aktif 1 persen. Kekeruhan dihilangkan dengan menggunakan Na₂SO anhidrat untuk menyerap air. Dan untuk memisahkan logam digunakan cara redestilasi atau menggunakan chelating agent. Hasil pemucatan dengan cara redestilasi meningkatkan transmisi dari nilai transmisi 4 persen menjadi 83,4 persen dan menggunakan chelating agent dapat meningkatkan transmisi dari 4 persen menjadi berkisar 32,2 persen sampai dengan 61,1 persen. Dengan cara redestilasi kadar Fe mengalami penurunan dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm dan Mg dari 369,5 ppm menjadi 0,81 ppm. Sedangkan dengan menggunakan chelating agent kadar Fe menjadi 50,25 ppm dan Mg menjadi 2,09 ppm. Kadar pachouli alkohol setelah pemucatan mengalami penurunan, dengan cara redestilasi, yaitu dari 30,4 persen turun menjadi 6,1 persen dan dengan cara kimia turun menjadi 27,8 persen. Pemucatan terbaik adalah dengan cara kimia menggunakan adsorbent arang aktif dan chelating agent campuran 1 persen asam sitrat dan 1 persen asam tartarat dalam wujud kristal. Cara ini menghasilkan minyak nilam sesuai syarat yang ditetapkan oleh Standard Nasional Indonesia (SNI). Selain itu waktu proses yang digunakan jauh lebih pendek yaitu 1 jam dibanding menggunakan cara redestilasi membutuhkan waktu sekitar 30 jam.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132075
Appears in Collections:UT - Agroindustrial Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F00FPU.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.66 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.