Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132045| Title: | Fraksionasi minyak akar wangi(Vetiveria zizaniodes Staph) dengan teknik "Packed Colomn Vacuum Distillation) |
| Authors: | Sulaswaty, Anny Rusli, Mieka Syahbana Adhika, Bayu |
| Issue Date: | 2015 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor minyak akar wangi yang cukup besar di dunia, selain Haiti dan Cina. Minyak akar wangi di Indonesia diproduksi antara lain di Garut (90 %), Sukabumi (7 %), Kuningan (2%). Sumedang dan Bandung (1%) (Santoso, 1993). Minyak akar wangi merupakan bahan baku yang potensial untuk industri kosmetik, bahan pewangi dan sabun, untuk itu minyak akar wangi perlu ditingkatkan dan dimurnikan komponent utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu minyak akar wangi dengan melakukan pemurnian melalui teknik distilasi fraksionasi vakum. Melalui teknik ini diharapkan dapat diperoleh fraksi-fraksi dan residu hasil fraksionasi minyak akar wangi dengan komposisi tertentu (spesifik) dan kaya akan komponen utamanya. Percobaan dilakukan dengan menggunakan alat distilasi fraksionasi vakum kolom packed yang dilengkapi dengan unit refluks (Pilo Dist 104). Pada setiap percobaan digunakan minyak akar wangi sebanyak 1245 ml. Distilasi dilakukan pada kondisi operasi dengan tekanan 30 mbar dan rasio refluks yang digunakan adalah 10/5, 20/4 dan 40/4. Proses fraksionasi diulang dengan menggunakan bahan baku yang tidak identik. Proses fraksionasi menghasilkan 4 fraksi, yaitu fraksi I dengan suhu pengambilan fraksi kurang dari 170°C, fraksi II dengan interval suhu pengambilan fraksi 170°C-172°C, fraksi III dengan interval suhu pengambilan fraksi 172°C- 176°C, fraksi IV dengan interval suhu pengambilan fraksi lebih dari 176°C. Residu disebut sebagai fraksi berat dan keempat fraksi tersebut disebut sebagai fraksi ringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisa sifat fisiko kimia fraksi hasil fraksionasi minyak akar wangi tradisional dan Iptekda terdapat kecendrungan bahwa fraksi dengan suhu penguapan lebih tinggi, maka akan semakin tinggi pula indeks bias. Fraksi dengan suhu penguapan lebih tinggi, maka akan semakin rendah bobot jenis serta intensitas warna fraksi. Sifat fisiko kimia fraksi yang dihasilkan pada proses fraksionasi minyak akar wangi tradisional dan Iptekda pada umumnya memiliki nilai karakteristik yang lebih rendah daripada bahan baku. Sifat fisiko kimia residu hasil fraksionasi pada umumnya memiliki nilai karakteristik yang lebih tinggi daripada bahan baku. Pada analisa KGSM (Kromatografi Gas Spektrometri Massa) dapat ditunjukkan bahwa komponen utama seperti alpha amorphene, vetiverol dan vetivon dapat dipisahkan melalui proses fraksionasi dengan teknik distilasi fraksionasi vakum. Pada umumnya komponen-komponen utama tersebut mengalami peningkatan konsentrasi terbesar pada kondisi operasi dengan rasio refluks 10/5 dan tekanan 30 mbar, untuk kedua macam minyak akar wangi. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132045 |
| Appears in Collections: | UT - Agroindustrial Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| F04bad.pdf Restricted Access | Fulltext | 6.06 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.