Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131780
Title: Daur hidup dan pertumbuhan Chironomus sp. (Chironomidae ; Diptera) pada kondisi laboratorium
Authors: Waluyo, Djoko
Atmowidi, Tri
Tridayanti, Sylvana
Issue Date: 2000
Publisher: IPB University
Abstract: Chironomus sp. atau agas-agas adalah salah satu spesics dari sub ordo Nematocera (ordo Diptera) yang sebagian hidupnya di perairan. Chironomus sp. memiliki metamorfosis sempurna yaitu telur, larva, pupa, dan imago Larva Chironomus sp. disebut sebagai cacing darah yang memiliki nilai ekonomis tinggi. karena dijadikan sebagai pakan alami ikan dan udang Kandungan protein cacing darah mencapai 60% schingga dapat dijadikan pakan ikan dan udang. Di Indonesia. cacing darah belum dibudidayakan secara baik dan cacing darah yang ada masih diperoleh secara alami. Kesulitan dalam pemanfaatan larva ini adalah tidak diketahui secara pasti kapan larva Chironomus sp. akan menjadi imago. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daur hidup. pertumbuhan, dan faktor-faktor pendukung kehidupan Chironomus sp. pada kondisi laboratorium. Daur hidup Chironomus sp. diamati dari tiga paket telur yang berkembang pada tiap bak. Pada setiap bak diamati daur hidupnya, perhitungan jumlah individu pada setiap fase (telur, larva. pupa, dan imago). serta parameter lingkungan yang mempengaruhi kehidupan organisme ini. Data yang diperoleh digunakan untuk merekonstruksi Tabel kehidupan, lamanya daur hidup, dan pola perkembangan hidup. Hasil pengamatan perkembangan Chironomus sp. ini didapat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk satu daur hidup lengkap adalah 25-34 hari. Masing-masing fase membutuhkan waktu sebagai berikut; telur 3 hari. larva instar satu 4-6 hari. larva instar dua 6-8 hari, larva instar tiga 5-6 hari, larva instar empat 3-5 hari, pupa 2-3 hari. dan imago 2-3 hari. Grafik kelangsungan hidup Chironomus sp. dikategorikan dalam tipe I, yaitu kematian banyak terjadi pada usia tua. Mortalitas tertinggi terjadi pada pupa sebesar 79% dan mortalitas terendah terjadi pada telur sebesar 5%. Hasil pengukuran di Cisarua rata-rata temperatur 20-24 C. pH 5.6-6.5. oksigen terlarut 11.88 ppm, sedangkan di laboratorium rata-rata temperatur 24-28°C, pH 5.6-6.5, dan oksigen terlarut 12.2 ppm.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131780
Appears in Collections:UT - Biology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G00str.pdf
  Restricted Access
Fultext994.58 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.