Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131619
Title: Studi tentang pola dan tingkat konsumsi pangan keluarga dan status gizi anak balita pada keluarga di Desa miskin (IDT) dan Desa tidak miskin (Non IDT)
Authors: Karsin, Emmy S.
Rustiawan, Asep
Pujiastuti, Rita
Issue Date: 1997
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsumsi pangan keluarga serta status gizi anak balita pada keluarga yang tinggal di desa miskin (IDT) dan keluarga yang tinggal di desa tidak miskin (non IDT). Penelitian ini dilakukan di dua desa yaitu Desa Pangkal Jaya (IDT) dan Desa Curug Bitung (non IDT), dari bulan Oktober sampai Desember 1995. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer yang dikumpulkan meliputi identitas keluarga, pengeluaran pangan keluarga, konsumsi pangan keluarga, status gizi balita, pola asuh, kesehatan lingkungan dan pengetahuan gizi ibu yang diperoleh dengan metode wawancara memakai kuisioner dan pengamatan. Data sekunder sebagai data pendukung seperti letak geografis dan keadaan umum daerah penelitian diambil dari kantor Kepala Desa dan atau tatif) dan pola pangan harapan/PPH (kualitatif). Data konsumsi zat gizi yang dianalisis di batasi pada konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari data konsumsi Kecamatan setempat. Data pola konsumsi pangan dan tingkat konsumsi diper- oleh dari data recall konsumsi pangan keluarga. Data pola konsumsi meliputi frekuensi pangan yang konsumsi (Kuantipangan, kemudian dikonversikan ke dalam bentuk energi dan protein dengan alat bantu DKBM. Tingkat konsumsi zat gizi di peroleh dengan cara membandingkan angka konsumsi dengan angka kecukupan, untuk tingkat konsumsi balita dengan metode Hardinsyah dan D. Martianto (1989) dan tingkat konsumsi keluarga pembandingnya adalah kecukupan yang dianjurkan menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (1993). Analisis statistik untuk melihat ada tidaknya perbedaan pola konsumsi pangan (PPH) dan tingkat konsumsi menggunakan uji beda rata-rata (t- hitung). Untuk melihat ada tidaknya perbedaan status gizi balita digunakan uji median score. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah anggota keluarga pada keluarga prasejahtera (PS) dan keluarga sejahtera (S) di kedua desa masing-masing adalah 5-6 dan 4-5 orang. Tingkat pendidikan formal KK dan istri di kedua desa berkisar pada sekolah dasar, walaupun sudah ada yang berpendidikan lanjutan atas khusus untuk keluarga sejah- tera di desa non IDT. Mata pencaharian KK di desa IDT sebagian besar berbasis pada sektor non formal (pedagang), sedangkan di desa IDT lebih beragam. Rata-rata pengeluaran pangan keluarga berdasarkan tipe keluarga di Desa IDT adalah Rp 170.502,- per bulan (untuk keluarga PS) dan Rp 219.711,- per bulan (untuk keluarga S). Untuk Desa non IDT adalah Rp 146.625,- per bulan (untuk keluarga PS) dan Rp 204.215 per bulan (untuk keluarga S). Frekuensi konsumsi pangan yang di konsumsi antar tipe keluarga di kedua desa tidak berbeda. Nilai skor PPH antar tipe keluarga di de sa IDT adalah 75,7 (untuk keluarga PS) dan 85,05 (untuk keluarga S), sedangkan di desa non IDT adalah 72,50 (untuk keluarga PS) dan 85,80 (untuk keluarga S). Tingkat konsumsi energi keluarga di desa IDT dan desa non IDT masing- masing adalah 77,93% dan 77,43 %, sedangkan tingkat konsumsi protein keluarga adalah 76,33 % (IDT) dan 78,03 % (non IDT) Tingkat konsumsi energi keluarga di desa IDT menurut tipe keluarga adalah 71,95 % (untuk keluarga PS) dan 80,79% (untuk keluarga S), sedangkan tingkat konsumsi protein keluarga adalah 71,16% (untuk keluarga PS) dan 78,80% (untuk keluarga S). Untuk desa non IDT tingkat konsumsi energi keluarga adalah 73,50 % (untuk keluarga PS) dan 79,98% (untuk keluarga S), sedangkan tingkat konsumsi protein keluarga adalah 73,19% (untuk keluarga PS) dan 81,16% (untuk keluarga S). Tingkat konsumsi energi balita di desa IDT dan desa non IDT masing-masing adalah 84,9% dan 88,9%, sedangkan tingkat konsumsi protein balita adalah 78,8% (IDT) dan 77,1 % (non IDT). Tingkat konsumsi energi balita menurut tipe keluarga di desa IDT adalah 82,3 (untuk keluarga PS) dan 87,6 % (untuk keluarga S), sedangkan tingkat konsumsi protein balita adalah 73,9% (untuk keluarga PS) dan 83,8% (untuk keluarga S). Untuk desa non IDT tingkat konsumsi energi balita adalah 85,3 % (untuk keluarga PS) dan 92,6 % (untuk keluarga S), sedangkan tingkat konsumsi protein balita adalah 70,2 % (untuk keluarga PS) dan 84,1% (untuk keluarga S). Di desa IDT masih terdapat balita berstatus gizi buruk sebanyak 8,1 %, sedangkan di desa non IDT sebanyak 7,9 % balita berstatus gizi buruk. Hasil analisis statistik pola konsumsi (PPH) dan tingkat konsumsi energi dan protein untuk keluarga dan balita menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara keluarga prasejahtera dengan keluarga sejahtera, tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata antara desa IDT dengan desa non IDT. Untuk status gizi balita hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara tipe keluarga dan antara tipe desa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pola konsumsi (PPH) dan tingkat konsumsi energi dan protein untuk keluarga dan balita lebih dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan keluarga dibandingkan dengan tingkat kemajuan desa (status desa IDT dan desa non IDT), sedangkan status gizi balita dipengaruhi bersama baik oleh tingkat kesejahteraan keluarga maupun tingkat kemajuan desanya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131619
Appears in Collections:UT - Nutrition Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A97RPU1.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.51 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.