Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131614
Title: Studi mutu kimia dan mutu biologi protein susu formula lanjutan komersial
Authors: Rimbawan
Kustiyah, Lilik
Estiningtyas, Lusia
Issue Date: 1997
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Masa bayi merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan fisik dan mental anak, karena itu pada masa bayi dibutuhkan makanan yang bernilai gizi tinggi. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama yang harus diberikan pada masa bayi. Namun seiring dengan perkembangan jaman, susu formula khususnya susu formula lanjutan juga sering diberikan pada bayi sebagai makanan tambahan maupun sebagai pengganti ASI Kenyataan yang terjadi di masyarakat adalah kurang disadarinya aspek mutu, baik mutu kimia maupun mutu biologi protein dalam memilih dan membeli susu formula. Seringkali masyarakat beranggapan bahwa semakin mahal harga susu formula, maka semakin baik mutu produk tersebut. Padahal menurut Widiastuti (1995) ditinjau dari harga susu formula dapat dilihat bahwa harga yang mahal tidak menjamin kandungan zat gizinya lebih tinggi daripada produk lain yang lebih murah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mutu kimia yaitu kadar karbohidrat protein, lemak, abu, air dan mutu biologi protein meliputi Protein Effeciency Ratio (PER), Net Protein Ratio (NPR), True Digestibility (TD), Biological Value (BV) dan Net Protein Utilization (NPU) dari susu formula lanjutan komersial dan mengetahui hubungan mutu dengan harga produk. Pada tahap awal penelitian dilakukan survei pasar untuk menentukan 4 merek susu (2 merek dengan harga relatif murah dan 2 merek dengan harga relatif mahal) yang akan digunakan, lalu dilakukan analisis kimia (protein, lemak, abu, air) pada 4 produk tersebut. Selanjutnya dilakukan uji biologi menggunakan 30 ekor tikus putih (Rattus novergicus) selama 28 hari untuk uji PER dan 10 hari untuk uji NPR, TD, BV, dan NPU. Data mutu biologi protein dianalisis secara statistik dengan menggunakan rancangan acak kelompok 5 kali ulangan dan dilanjutkan dengan uji pembanding ganda Duncan bila terdapat beda nyata antar perlakuan (taraf <0,05). Data mutu kimia dianalisis secara deskriptif. Dari hasil survei ditentukan 4 merek susu, yaitu Lactogen dan SGM untuk harga relatif murah, sedangkan Promil dan Nutrima untuk harga relatif mahal. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa kadar karbohidrat pada merek Lactogen, Promil, SGM, dan Nutrima berturut-turut adalah 11,59; 13,33; 11,06; 11,80 gram (dalam 100 Kalori), kadar protein adalah 4,56; 4,43; 3,81; 4,11 gram (dalam 100 Kalori), kadar lemak adalah 3,94; 3,21: 4,50; 3,94 gram (dalam 100 Kalori) kadar abunya adalah 1,07 1,03; 0,91; 0,89 gram (dalam 100 Kalori), sedangkan kandungan energi adalah 70, 68, 73, 71 Kalori (dalam 100 ml larutan susu). Kadar air produk adalah 2,13; 1,97; 1,66 1,65 gram (dalam 100 gram berat basah). Komposisi kimia semua produk telah memenuhi standar ESPGAN, kecuali kadar karbohidrat Promil melampaui standar yaitu maksimal 12 gram / 100 Kalori. Nilai PER pada Lactogen, Promil, SGM, Nutrima dan kontrol (kasein) berturut-turut adalah 2, 98; 3,33; 3,20; 2,74; 2,63; nilai NPR adalah 3,89; 5,13; 5,14; 4,30; 4,27. Nilai TD (dalam persen) adalah 89,28; 88,39; 90,11; 90,13; 95,35; BV (dalam persen) adalah 96,92; 97,11; 97,23; 96,35; 97,82; dan nilai NPU (dalam persen) adalah 86,50; 85,78; 87,62; 86,85; 93,09. Hasil uji sidik ragam menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan terhadap nilai PER dan NPR pada taraf uji 5 persen dan beda sangat nyata antar perlakuan terhadap TD dan NPU pada taraf uji 1 persen, tetapi tidak beda nyata pada BV. Grafik pertumbuhan berat badan tikus menunjukkan bahwa tikus yang mengkonsumsi SGM pertumbuhan berat badannya tertinggi sedangkan tikus yang mengkonsumsi Nutrima pertumbuhan berat badannya terendah. Harga susu yang semakin tinggi tidak mencerminkan mutu kimia dan mutu biologi protein yang semakin tinggi pula. Bahkan dari penelitian ini diketahui bahwa susu formula lanjutan yang harganya termurah diantara keempat produk, secara umum mempunyai mutu kimia dan mutu biologi protein yang lebih tinggi dibandingkan produk lainnya. Disimpulkan bahwa mutu kimia keempat produk hampir semua telah memenuhi standar ESPGAN. Mutu biologi semua produk relatif tinggi sehingga dapat digunakan untuk bayi. Produk dengan harga relatif mahal belum tentu bermutu lebih baik daripada produk dengan harga relatif murah Disarankan agar konsumen mempertimbangkan mutu zat gizi sesuai dengan kebutuhan bayi.dalam memilih dan membeli susu formula lanjutan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131614
Appears in Collections:UT - Nutrition Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A97les.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.49 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.