Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131599
Title: Hubungan pertumbuhan rebung terhadap pemanenan bambu bentung, Dendrocalamus asper Schult.f. Backer ex Heyne dan bambu tali, Gigantochloa apus Bl.Ex Schult.f. Kurz
Authors: Matangaran, Juang Rata
Rushandiana, Andi
Issue Date: 2004
Publisher: Bogor Agricultural University
Abstract: Banyak kendala dalam penggunaan bambu, salah satunya yaitu mudah terserang bubuk bambu. Bubuk bambu dapat menyerang bambu karena kandungan pati dalam bambu tinggi, sehingga harus dapat diketahui saat kandungan pati rendah baik hubungannya dengan musim, proses pertumbuhan rebung dan lain lain. Dengan kandungan pati rendah maka bambu tidak diserang bubuk bambu sehingga diperoleh bambu dengan keawetan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan pati pada bagian-bagian bambu betung dan bambu tali, pengaruh tinggi rebung terhadap kandungan pati pada bambu dan mengetahui tinggi rebung yang tepat dalam memanen bambu dalam hubungannya dengan pertumbuhan rebung. Jenis bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu betung dan bambu tali, ukuran rebung yaitu rebung setinggi 0-15 cm, rebung setinggi >15 cm dan bambu tanpa rebung. Uji kadar pati yang dilakukan dengan metode Anthrone menggunakan alat spektrofotometer UV- VIS Hitachi 2001. Dari hasil pengujian kadar pati pada bambu betung diperoleh bagian yang paling tinggi mengandung pati yaitu bagian ujung rata-ratanya sebesar 0.277% dan bagian yang paling rendah yaitu bagian pangkal 0.233%, sedangkan bagian tengah rata-ratanya sebesar 0.269%, sedangkan pada induk bambu yang mempunyai rebung setinggi 0-15 cm rata-ratanya sebesar 0.305%, pada bambu dengan anakan setinggi >15 cm rata-ratanya sebesar 0.278% sedangkan terendah pada kontrol rata-ratanya sebesar 0.196%. Pada bambu tali kandungan pati tertinggi terdapat pada bagian ujung rata- ratanya sebesar 0.311% dan bagian terendah terdapat pada bagian pangkal rata- ratanya sebesar 0.134%. Pada bagian tengah kandungan pati rata-ratanya sebesar 0.299%, perbedaan ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan bagian ujung. Kandungan pati yang tertinggi terdapat pada bambu yang mempunyai rebung setinggi 0-15 cm rata-ratanya sebesar 0.253%, pada bambu yang memiliki rebung setinggi >15 cm rata-ratanya sebesar 0.247% sedangkan terendah pada kontrol rata-ratanya sebesar 0.242%. Hasil yang paling baik untuk dipanen pada bambu betung dan bambu tali (berdasarkan tinggi rebung) yaitu induk bambu yang mempunyai rebung setinggi >15 cm karena kadar patinya lebih rendah dibandingkan induk yang mempunyai rebung setinggi 0-15 cm. Bambu yang mempunyai rebung setinggi >15 cm memiliki kadar pati rendah karena rebung sudah memiliki daun sehingga sudah dapat melakukan fotositesis sehingga tidak bergantung sepenuhnya pada induk. Pemanenan dilakukan pada bambu dengan kadar pati yang rendah dimaksudkan agar serangan serangga perusak terutama bubuk bambu menjadi lebih kecil sehingga umur pakai bambu lebih...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131599
Appears in Collections:UT - Forestry Products

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E04ARU.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.84 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.