Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131486
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorHusaeni, Endang A-
dc.contributor.authorIstiqoni-
dc.date.accessioned2023-11-09T07:32:11Z-
dc.date.available2023-11-09T07:32:11Z-
dc.date.issued2004-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131486-
dc.description.abstractHutan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting artinya karena menguasai hajat hidup orang banyak. Akan tetapi manfaat hutan kurang dirasakan oleh masyarakat sekarang ini karena keadaan hutan kita semakin hari semakin rusak. Salah satu penyebab kerusakan hutan adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan tidak hanya terjadi pada daerah yang datar melainkan juga di daerah yang bertopografi miring atau berlereng. Kemiringan lereng sangat mempengaruhi penjalaran api, namun untuk mempelajari pengaruhnya terhadap kecepatan penjalaran api di lapangan sangat sulit. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan alat bantuan kemiringan (roda lereng) untuk mempermudah melakukan percobaan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai kemiringan lereng terhadap kecepatan penjalaran api. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2004 di Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan, Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Untuk mendapatkan kemiringan lereng yang diinginkan maka roda pada alat diputar sehingga letak pipa besi sesuai dengan sudut busur derajat. Kemiringan lereng yang dibuat adalah 0°, 10°, 20°, 30°, 40°, masing-masing untuk pembakaran menaiki dan menuruni lereng. Bahan bakar untuk penelitian ini adalah potongan kayu Pinus merkusii yang diambil dari Laboratorium Kayu Solid, Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Jumlah potongan kayu bahan bakar yang digunakan disesuaikan dengan jumlah perlakuan, diambil contoh 9 macam lereng dari 10 kali ulangan untuk setiap perlakuan. Semua kayu ditimbang dan ditentukan berat rata-ratanya dan kadar airnya. Untuk proses pembakaran potongan kayu dimasukkan ke dalam alat pembuat sudut kemiringan dengan ulangan 10 kali untuk setiap kemiringan. Pembakaran dilakukan dari bawah lereng. Panjang kayu yang terbakar dan waktu yang dibutuhkan untuk penjalaran api dari penyulutan sampai kayu berhenti terbakar dicatat. Hal yang sama, dilakukan juga pada pembakaran dari atas lereng. Penelitian ini dilakukan dalam ruang tertutup (laboratorium) sehingga tidak ada pengaruh angin pada waktu pembakaran. Suhu udara pada waktu pembakaran 28°C dan kelembaban udara 99%. Kadar air bahan bakar yang digunakan adalah kadar air bahan bakar yang memungkinkan untuk terjadinya kebakaran. Pada penelitian ini kadar air bahan bakar diusahakan sama besar sehingga perilaku api yang terjadi hanya dipengaruhi oleh kemiringan lereng, tidak oleh kadar air bahan bakar. Untuk menentukan kadar air bahan bakar, potongan kayu pinus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam pada suhu 105°C dan selanjutnya ditimbang (BK), kemudian kayu dikering udarakan selama 12 jam lalu ditimbang kembali (BB)...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcKehutananid
dc.subject.ddcManajemen Hutanid
dc.titleSimulasi pengaruh kemiringan lereng terhadap kecepatan penjalaran apiid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordHutan Apiid
dc.subject.keywordkemiringan lerengid
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E04IST.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.64 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.