Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131362
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiregar, Iskandar Zulkarnaen-
dc.contributor.authorPurnamasari, Erni Haryanti-
dc.date.accessioned2023-11-09T03:23:49Z-
dc.date.available2023-11-09T03:23:49Z-
dc.date.issued2004-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131362-
dc.description.abstractJati merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan kualitas kayu yang sangat baik sehingga sampai saat ini kayu jati masih menjadi unggulan diantara kayu-kayu dari jenis pohon yang lain. Di Pulau Jawa, jati dikembangkan dan dikelola dalam bentuk hutan tanaman, dimana sebagian besar pengelolaannya dilakukan oleh Perum Perhutani dengan luas areal kurang lebih mencapai 1.096.801 Ha dengan produksi kayu tahunan mencapai 0,8 juta m³ (Perum Perhutani, 1999). Upaya pengembangan serta peningkatan produksi kayu jati baik selama ini mengalami hambatan, dimana ketersediaan sumber benih yang terbatas sementara animo masyarakat terhadap permintaan kayu jati terus bertambah. Disamping itu juga dalam hal pengadaan sumber bibit jati berkualitas unggul sampai saat ini masih mengandalkan pada pembiakan generatif (menggunakan biji) melalui kebun benih yang jumlahnya relatif terbatas. Untuk mengatasi permasalahan ini, alternatif pemecahannya adalah dengan melakukan pembiakan vegetatif melalui stek pucuk jati. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memultiplikasi atau memperbanyak bibit jati dengan kualitas yang unggul serta dapat meningkatkan mutu genetik jati. Teknik pembiakan vegetatif melalui stek merupakan salah satu cara pengadaan bibit yang paling murah dan mudah apabila dibandingkan dengan pembiakan vegetatif yang lain (Harahap, 1972). Dari berbagai macam tipe stek yang telah dikembangkan, salah satunya adalah stek pucuk. Keberhasilan stek pucuk ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor umur bahan stek, media perakaran dan penggunaan zat pengatur tumbuh, terutama yang mampu merangsang pertumbuhan akar, sebab pada dasarnya keberhasilan stek pucuk sangat ditentukan oleh terbentuknya akar (Faridah, 1999). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur bahan stek, media perakaran dan zat pengatur tumbuh terhadap keberhasilan stek pucuk jati (Tectona grandis L.f). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan split-split plot design (RPPT) dengan ulangan untuk masing-masing perlakuan sebanyak tiga kali dan setiap ulangan terdiri dari 12 stek. Petak utama (A) terdiri dari umur bahan stek mini (A,) dan umur bahan stek maxi (A2). Sub plot (B) terdiri dari pasir arang (B₁) dan pasir kompos (B2). Sub-sub plot (C) terdiri dari Rootone-F (C₁) dan IBA 20 ppm (C2). Parameter yang diukur dan diamati meliputi persen hidup stek, persen tunas stek, persen berakar stek, panjang akar, dan jumlah akar. Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam (anova). Dari hasil analisa data yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SAS Version 6.12 terlihat bahwa pada selang kepercayaan 95% umur bahan stek (A), media perakaran (B) dan ZPT (C) berpengaruh sangat nyata terhadap persentase hidup stek, sedangkan interaksi antara umur bahan stek dengan media perakaran memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase hidup stek. Untuk persentase tunas dan persentase akar stek, faktor yang memberikan pengaruh yang sangat nyata adalah pada umur bahan stek, media perakaran dan ZPT, dan untuk panjang akar interaksi antara umur bahan stek dan ZPT memberikan pengaruh yang nyata. Berdasarkan nilai rata-rata persentase hidup, pada stek mini (A,) dengan media pasir arang dan IBA 20 ppm (B,C) memberikan nilai rata-rata persentase hidup sebesar 38,89% berbeda jauh dengan rata-rata persentase hidup stek dengan media pasir kompos dan Rootone-F (B2C₁) yaitu sebesar 20,84%. Begitu juga halnya dengan stek maxi (A2) dengan media pasir arang dan IBA 20 ppm (B,C₂) dengan rata-rata persentase hidup stek sebesar 77,78%, sedangkan pada media pasir kompos dan Rootone-F (B2C) memberikan rata-rata persentase hidup yang jauh lebih kecil yaitu sebesar 38,89%. Pada akhir pengamatan nilai rata-rata persentase hidup stek mini (A) berkisar antara 0% hingga 58,34% dan pada stek maxi (A2) berkisar antara 25% hingga 100%. Pada stek mini terdapat beberapa stek yang mati, ditandai dengan kelayuan pada bagian daun menjalar ke bagian batang yang akhirnya mengering dan membusuk...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcKehutananid
dc.subject.ddcManajemen Hutanid
dc.titlePengaruh umur bahan stek, media perakaran dan zat pengatur tumbuh terhadap keberhasilan stek pucuk jati, Tectona grandis L.f.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordJatiid
dc.subject.keywordZat pengatur tumbuhid
dc.subject.keywordStekid
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E04EHP.pdf
  Restricted Access
Fullteks3.06 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.