Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131223| Title: | Analisis sistem tataniaga tebu wilayah kerja pabrik gula Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah |
| Authors: | Pambudy, Rachmat Rimbawan, Adnan Azhari |
| Issue Date: | 2012 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pulau Jawa merupakan sentra tebu di Indonsesia. Provinsi Jawa Tengah terdapat sembilan pabrik gula dan Pabrik Gula (PG) Sragi, Kabupaten Pekalongan adalah pabrik gula terbesar. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi saluran tataniaga tebu yang terbentuk di daerah penelitian, mengidentifikasi fungsi tataniaga, struktur pasar, dan perilaku pasar tataniaga tebu yang terjadi, serta menganalisis tingkat efisiensi tataniaga pada saluran tataniaga tebu di daerah penelitian dengan pendekatan marjin tataniaga, farmer’s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya. Penelitian dilakukan di wilayah kerja PG Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2012. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer yang didaptkan melalui pengamatan langsung serta data sekunder melalui data penunjang dari PG Sragi, Direktorat Jendral Perkebunan, dan Kementerian Pertanian. Pengumpuan data dilakukan secara sengaja (purposive) pada 43 petani dan lembaga tataniaga dilakukan dengan metode snowball sampling. Saluran tataniaga tebu yang terbentuk di wilayah kerja PG Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah terdapat empat saluran tataniaga. Saluran tataniaga 1 meliputi petani, kelompok tani, dan pabrik gula. Saluran Tataniaga 2 meliputi petani, kelompok tani lahan swasta, dan pabrik gula. Saluran tataniaga 3 meliputi petani, Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR), dan pabrik gula serta saluran tataniaga 4 yaitu petani dan pabrik gula. Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tataniaga adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan berupa pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh petani, kelompok tani, kelompok tani lahan swasta, dan KPTR. Fungsi fisik yang dilakukan adalah kegiatan tebang dan angkut tebu yang dilakukan oleh petani, kelompok tani lahan swasta, dan KPTR. Fungsi fasilitas yang dilakukan berupa penanggulangan risiko dan pembiayaan yang dilakukan oleh kelompok tani dan kelompok tani lahan swasta. Struktur pasar yang dihadapi oleh petani tebu dan kelompok tani mengarah ke pasar persaingan sempurna, karena jumlahnya yang banyak, produk yang diperdagangkan homogen yaitu tebu, terdapat hambatan keluar masuk pasar dari pinjaman kredit modal, serta harga dibentuk oleh mekanisme pasar lelang. Struktur pasar yang dihadapi kelompok tani lahan swasta mendekati oligopli karena jumlahnya yang sedikit, sifat produk yang homogen, terdapat hambatan keluar masuk pasar, serta harga yang ditentukan oleh mekanisme pasar lelang. Adapun struktur pasar yang dihadapi KPTR mendekati oligopoli, karena jumlahnya yang sedikit, produk bersifat homogen, tidak ada hambatan keluar masuk pasar, serta harga ditentukan oleh KPTR. Perilaku pasar dapat diamati dari input-output system yang meliputi praktik pembelian oleh KPTR dan investor gula, serta proses penjualan yang dilakukan oleh petani, kelompok tani, kelompok tani lahan swasta, dan KPTR. Power system meliputi penetapan harga tetap yang dilakukan oleh KPTR, harga gula ditetapkan dari proses lelang yang menunjukkan bahwa posisi tawar petani tinggi karena proses lelang diikuti oleh perwakilan petani. Communication system meliputi proses komunikasi antar lembaga tataniaga yang sangat informatif dengan adanya sinder kebun dan lembar Surat Perintah Pengeluaran Gula (SPPG). Serta system for adapting to internal and external change yang menjelaskan bahwa kerjasama antar lembaga tataniaga gula terjalin atas proses jual, beli, dan pengolahan. Saluran tataniaga yang paling efisien pada sistem tataniaga tebu di wilayah kerja PG Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah adalah saluran tataniaga 4. Hal ini dapat dilihat dari nilai marjin tataniaga yang kecil, farmer’s share yang besar, dan rasio keuntungan terhadap biaya yang cukup besar. Namun saluran yang paling diminati oleh petani tebu adalah saluran tataniaga 3 karena lembaga tataniaga pada saluran ini menawarkan kemudahan kepada petani tebu. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131223 |
| Appears in Collections: | UT - Agribusiness |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| H12aar3.pdf Restricted Access | Fulltext | 2.38 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.