Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131184
Title: Pengelolaan Tanaman Sagu (Metroxylon spp) di PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang. Riau, Dengan Studi Kasus Persemaian
Authors: Djoefrie, H.M.H. Bintoro
Asmara, Angga
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kegiatan magang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dalam hal teknis budidaya tanaman sagu. Secara khusus kegiatan magang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis teknis sistim persemaian sagu di PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu. Kegiatan magang dilaksanakan dari tanggal 7 Februari 2005 dan berakhir pada tanggal 7 Juni 2005 di perkebunan sagu PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu, Selat Panjang, Riau.Selama magang dilakukan kegiatan kerja sebagai seorang karyawan harian kontrak dan pengawas. Selain itu juga dilakukan pengumpulan data sekunder dan primer yang berhubungan dengan teknis budidaya sagu pada umumnya dan teknis persemaian bibit sagu pada khususnya. Kegiatan teknis budidaya yang diikuti selama di kebun, yaitu penyiapan lahan, pembibitan, dan pemeliharaan tanaman. Kegiatan di penyiapan lahan yang terdiri atas perintisan kanal. pemancangan blok, pelorongan, pemancangan ajir lubang tanam. pembuatan Jubang tanam. penanaman, sensus dan penyulaman. Pemeliharaan terdiri atas kegiatan penebasan, kontrol pertumbuhan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, sensus serta penyulaman. Persemaian bibit sagu di PT. National Timber and Forest Product Unit HTI Murni Sagu dilakukan secara terapung pada kanal persemaian. yaitu menggunakan rakit sebagai alat untuk menyusun dan membuat bibit terapung der gan ukuran rakit panjang 3 m dan lebar 0,5 m. Penyemaian sistim terapung memiliki keuntungan yaitu untuk menghindari serangan hama ulat sagu dan untuk menghasilkan bibit yang memiliki nilai kemampuan tumbuh yang tinggi. Bibit yang layak untuk disemai memiliki beberapa kriteria, yaitu bibit masih baru (segar), bobot bibit 3 4 kg, bibit sudah cukup tua, mempunyai pelepah dengan pucuk yang masih hidup, mempunyai perakaran yang cukup, mempunyai panjang pelepah minimal 30 cm, bebas dari hama dan penyakit, dan mempunyai banir yang berbentuk L. Bibit yang baik dalam waktu 2 - 3 bulan akan mengeluarkan 2-3 helai daun dan perakaran baru yang cukup. Persentase kehidupan bibit selama persemaian tergantung genetik bibit, perlakuan sebelum persemaian, umur bibit, dan musim. Bibit yang disemai pada musim hujan menghasilkan persentase bibit yang hidup lebih besar dibandingkan persemaian pada musim kemarau. Hal ini diakibatkan banyaknya pucuk yang mengering akibat suhu yang terlalu panas. Penggunaan zat pertumbuhan diharapkan dapat mempersingkat lama waktu bibit berada di persemaian sehingga dapat menghindari persemaian bibit pada musim kemarau.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131184
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A05aas1.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.92 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.