Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131100| Title: | Kajian sifat pemesinan kayu kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terkompregnasi sebagai bahan bangunan dan perabotan rumah tangga |
| Authors: | Bakar, Edi Suhaimi Mulyono, Asep |
| Issue Date: | 2000 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Indonesia memiliki areal tanaman kelapa sawit terbesar setelah Malaysia. Akhir tahun 1996 luas perkebunan kelapa sawit Indonesia telah mencapai 2.226.837 ha dengan laju pertambahan luas sekitar 8,5% pertahun sejak tahun 1993 (Ditjen Perkebunan, 1997). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) memiliki batas umur produktif relatif pendek (25-30 tahun), dan setelah mencapai umur daur harus dilakukan peremajaan dengan tanaman muda. Dalam peremajaan kelapa sawit, pembersihan lahan yang umum dilakukan adalah dengan cara meracuni pohon sampai kering, kemudian dibongkar sampai ke akar-akarnya dan selanjutnya dibakar atau ditumpuk di suatu tempat. Aktivitas semacam ini banyak menimbulkan masalah lingkungan berupa dampak dari proses peracunan, berkembangnya populasi kumbang boctor, serta timbulnya polusi asap dan resiko kebakaran dari proses pembakaran. Memang sejalan dengan itu, sejak beberapa tahun yang lalu setiap bentuk pembakaran dalam dalam kegiatan land clearing sudah tidak diizinkan. Pemanfaatan batang kelapa sawit selama ini masih belum dilakukan secara komersial dan bahkan belum dikenal masyarakat. Padahal menurut penelitian terdahulu, sepertiga bagian terluar batang kelapa sawit umur daur dapat dimanfaatkan sebagai kayu gergajian dengan kualitas tertentu (sebanding dengan kayu sengon). Berdasarkan luas tanaman yang ada untuk masing masing kelas umur, maka dalam lima tahun mendatang dapat dihasilkan sejumlah kayu gergajian kelapa sawit yang berarti, yaitu rata-rata 0,8 juta meter kubik per tahun kayu kelapa sawit secara nasional (Bakar et al., 1999). Tetapi untuk dijadikan bahan bangunan dan perabotan rumah tangga kayu sawit memiliki beberapa kelemahan dalam hal stabilitas dimensi, keawetan (Kelas Awet V), kekuatan (Kelas Kuat III- V) dan sifat pemesinan. Sehingga diperlukan upaya perbaikan kualitas yang sesuai. Sehingga kualitas kayunya dapat ditingkatkan sesuai dengan persyaratan bahan bangunan dan perabotan rumah tangga. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131100 |
| Appears in Collections: | UT - Forestry Products |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| E00amu.pdf Restricted Access | Fultext | 1.92 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.