Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130905Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Lalena, Agus | - |
| dc.contributor.author | Fathiyah, Fitri Dewi | - |
| dc.date.accessioned | 2023-11-07T01:48:28Z | - |
| dc.date.available | 2023-11-07T01:48:28Z | - |
| dc.date.issued | 2000 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130905 | - |
| dc.description.abstract | Brucellosis merupakan penyakit menular yang bersifat infeksius. Penyebabnya adalah Brucella melitensis pada domba atau kambing, Brucella abortus pada sapi serta Brucella suis pada babi. Spesies lain seperti Brucella ovis dan Brucella canis menyerang domba dan anjing. Penyakit ini juga dapat menular dari hewan ke manusia dan sulit diobati, sehingga Brucellosis merupakan zoonosis yang penting. Brucellosis pada manusia dapat menyebabkan demam yang bersifat undulans yang disebut Demam Malta. Daerah Indonesia yang dinyatakan bebas Brucellosis adalah wilayah Propinsi Bali, sedangkan propinsi lainnya, termasuk Jawa Barat dikatagorikan sebagai daerah tertular Brucellosis. Oleh karena itu Brucellosis merupakan salah satu penyakit yang mendapat prioritas pengendalian di Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peternakan Nomor 103/Tn.510/kpts/DJP/0398. Tujuan dari studi kasus ini adalah penyusunan strategi dan rencana aksi pengendalian dan pemberantasan Brucellosis di Jawa Barat berdasarkan analisa SWOT, sehingga tercapai sasaran Jawa Barat bebas dari Brucellosis pada tahun 2007-2008. Tindakan utama pengendalian Brucellosis di Jawa Barat dilakukan dengan test and slaughter, penyuluhan pada peternak dan pengawasan lalu-lintas ternak. Upaya pengendalian Brucellosis di Jawa Barat sampai saat ini belum berhasil mengingat (alasan) masih banyak kasus Brucellosis setiap tahunnya, khususnya di kabupaten Bogor dan kabupaten Bandung. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian dan perbaikan dari berbagai program yang telah dilaksanakan selama ini. Kasus Brucellosis di Jawa Barat mirip "fenomena gunung es", mengingat belum pernah dilakukan uji serologis menyeluruh dan serempak terhadap ternak di Jawa Barat. Hasil analisa terhadap tindakan pengendalian dan pemberantasan Brucellosis di Jawa Barat dengan menggunakan analisa SWOT yaitu dengan melihat faktor kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesess), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) yang dimiliki, maka strategi utama yang dapat dilakukan adalah strategi SO (Agresive strategy), strategi W-O (Turn around strategy), strategi ST (Diversification strategy) dan strategi WT (Defensif strategy). Strategi utama tersebut dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang tersedia dan meminimalkan ancaman dan kelemahan yang dihadapi. Dalam pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan Brucellosis diperlukan prioritas dalam pelaksanaannya, yakni melaksanakan strategi WT yaitu pada periode tahun 2001 - 2003 sebagai tindakan pertama, tindakan selanjutnya adalah melaksanakan strategi S-T yakni tahun 2002-2004, pada periode tahun 2004-2006 dilaksanakan strategi WO dan yang terakhir dilaksanakan strategi S-O yaitu pada periode tahun 2006 - 2008. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Veterinary science | id |
| dc.title | Rencana strategi pengendalian brucellosis di Jawa Barat berdasarkan analisis SWOT | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| dc.subject.keyword | brucellosis | id |
| Appears in Collections: | UT - Animal Disease and Veterinary Health | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| B00fdf.pdf Restricted Access | Fultext | 4.5 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.