Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130841| Title: | Studi efektivitas herbisida glifosat 16 dan 24 untuk mengendalikan gulma di perkebunan karet (Hevea brasilliensis Muel.Arg) belum menghasilkan |
| Authors: | Lontoh, Pieter Fitri, Raini |
| Issue Date: | 1997 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis efektif dari herbisida glifosat 16% dan 24 % dibandingkan dengan dosis glifosat 36 % yang telah umum digunakan di perkebunan, cara manual (penyiangan) dan kontrol (tanpa penyiangan) dalam mengendalikan gulma di perkebunan karet belum menghasilkan. Percobaan dilaksanakan di Perkebunan Cibiuk, Pandeglang, Jawa Barat. Percobaan berlangsung selama tiga bulan, dimulai pertengahan bulan Mei 1996 sampai pertengahan bulan Agustus 1996. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal, terdiri atas empat ulangan sebagai kelompok dan 15 perlakuan pengendalian gulma yaitu perlakuan herbisida glifosat 16 % dengan dosis 1.5 l/ha, 3 l/ha, 4.5 l/ha, 61/ha, 7.5 l/ha dan 9 l/ha, sedangkan glifosat 24 % dengan dosis 1 l/ha, 2 l/ha, 3 l/ha, 4 Vha, 5 Vha dan 6 l/ha, sebagai pembanding digunakan herbisida glifosat 36 % dengan dosis 3 l/ha, cara manual (penyiangan) dan kontrol (tanpa penyiangan). Total seluruh satuan percobaan adalah 60 satuan. Tiap satuan percobaan terdiri dari petakan berukuran 26 m x 2.4 m sehingga luas lahan seluruhnya adalah 3744 m² Hasil analisis vegetasi sebelum aplikasi herbisida dilakukan terdapat lima spesies gulma dominan, berturut-turut Ottochloa nodosa (37.96 %), Mikania micranta (14.25 %), Ischaemum timorense (13.72 %), Axonopus compressus (9.48 %) dan Borreria alata (4.58%). Herbisida glifosat 16% dan 24% dapat digunakan untuk mengendalikan gulma di perkebunan karet belum menghasilkan dibandingkan glifosat 36 % dengan dosis 3 l/ha dan cara manual. Hal ini berdasarkan hasil persentase penutupan gulma, bobot kering gulma total dan bobot kering gulma dominan. Penggunaan glifosat 16% dosis 3 l/ha dan 4.5 l/ha serta glifosat 24 % dosis 2 l/ha dan 3 l/ha lebih efektif mengendalikan gulma di perkebunan karet belum menghasilkan. Hasil persentase penutupan gulma total menunjukkan bahwa untuk perlakuan pengendalian menggunakan dosis rendah harus sudah dilakukan pengendalian ulang pada 12 MSA dan penggunaan dosis yang lebih tinggi pengendaliannya masih bisa dipertahankan melewati batas pengamatan 12 MSA Pengendalian ulang gulma secara manual dilakukan lebih awal yaitu pada 10 MSA. Perlakuan herbisida glifosat 16% dan glifosat 24 % mampu menekan pertumbuhan gulma total pada semua tingkat dosis yang diaplikasikan. Glifosat 16% dosis 1.5 l/ha sampai 9 l/ha dan glifosat 24 % dosis 1 l/ha hingga 6 l/ha mampu menekan pertumbuhan gulma Ottochloa nodosa, Ischaemum timorense dan Mikania micranta sampai 12 MSA, sedangkan gulma Axonopus compressus baru dapat dikendalikan pertumbuhannya pada 4 MSA oleh semua tingkat dosis yang dicobakan. Aplikasi glifosat 16 % dosis 1.5 l/ha hingga 9 l/ha dan glifosat 24 % dosis 1 l/ha sampai 6 l/ha mampu mengendalikan gulma Borreria alata pada 2 dan 4 MSA. Pengaruh perlakuan pengendalian terhadap penekanan pertumbuhan gulma lain pada semua tingkat dosis yang diaplikasikan kurang efektif mengendalikan gulma lain di areal perkebunan karet belum menghasilkan. Herbisida yang diaplikasikan tidak menimbulkan gejala keracunan terhadap tanaman karet belum menghasilkan pada semua tingkat dosis yang dicobakan. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130841 |
| Appears in Collections: | UT - Agronomy and Horticulture |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| A97rfi.pdf Restricted Access | Fulltext | 1.82 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.