Pengaruh aplikasi putresin dan suhu simpan terhadap penundaan pemasakan buah pisang cavendish(M.cavendishii)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi putresin yang dikombinasikan dengan perlakuan suhu dingin terhadap penundaan pemasakan buah pisang Cavendish selama penyimpanan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Laboratorium. Teknologi Industri dan Laboratorium Budi Daya Pertanian, Institut Pertanian Bogor sejak bulan April 1996 sampai dengan Juli 1996. Buah pisang Cavendish yang digunakan diperoleh dari perusahaan Nusantara Tropikal Fruit, Lampung dengan tingkat kematangan penuh. Bahan percobaan lainnya terdiri dari putresin, benlate, plastik polietilen dan bahan kimia untuk analisis. Peralatan yang digunakan adalah ruang penyimpanan dingin, autoklaf, kompressor, rak kayu, pisau, blender, spektrofotometer, timbangan, penetrometer dan peralatan gelas untuk analisis kimia. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan I adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga faktor dan tiga ulangan. Faktor tersebut adalah: aplikasi putresin dengan taraf 0 dan 3mM, tekanan alat dengan taraf 0 kg/cm², 0.3 kg/cm² dan 0.6 kg/cm² serta lama aplikasi dengan taraf 2 dan 3 menit. Pada percobaan II digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah aplikasi putresin yang ter- diri atas dua taraf yaitu tanpa putresin dan putresin 10 mM. Faktor kedua adalah suhu simpan yang terdiri atas dua taraf yaitu suhu kamar (28°C) dan suhu dingin (18°C). Pisang dicuci dan dicelupkan dalam larutan benlate. Setelah ditiriskan kemudian buah pisang dimasukkan kedalam autoklaf yang berisi larutan putresin dengan konsentrasi tertentu. Pada percobaan I ke dalam autoklaf diberi tekanan tertentu melalui kompressor selama 2 atau 3 menit. Setelah itu buah pisang ditiriskan, dibungkus dalam plastik berlubang dan disimpan pada suhu kamar. Pada percobaan II putresin diaplikasikan pada tekanan 0.3 kg/cm² selama 3 menit. Setelah diberi perlakuan, buah pisang lalu ditiriskan dan dibungkus plastik berlubang. Selanjutnya pisang disimpan pada suhu kamar (28°C) atau suhu dingin (18°C) tergantung perlakuan. Pengamatan pada percobaan I dilakukan setiap 5 hari mulai hari ke-0 sampai hari ke-20 setelah penyimpanan. Peubah yang diamati meliputi warna kulit buah, penampakan, kekerasan, susut bobot, rasio bobot daging dan kulit buah. Pada percobaan II pengamatan dilakukan setiap 5 hari mulai penyimpanan hari ke-0 sampai hari ke-30. Peubah yang diamati meliputi warna kulit buah, penampakan, kekerasan, susut bobot, rasio bobot daging dan kulit buah, gula total, asam total dan vitamin C. Pada percobaan I putresin yang diaplikasikan secara infiltrasi pada konsentrasi 3 mM dengan tekanan 0.3 kg/cm² selama 3 menit memberikan hasil terbaik ditinjau dari penampakan, warna kulit dan kekerasan buah. Berdasarkan pendugaan daya simpan, buah pisang Cavendish dapat disimpan selama 15 hari. Pada percobaan II aplikasi putresin (baik pada suhu 28°C maupun suhu 18°C) tidak dapat menunda pemasakan buah pisang Cavendish ditinjau dari perubahan wama, penampakan, kekerasan, penyusutan bobot, rasio bobot daging dan kulit buah, kandungan gula total asam total serta vitamin C. Perlakuan suhu dingin (18°C) dapat memperlambat pemasakan buah pisang Cavendish pada semua peubah yang diamati. Buah pisang Cavendish dapat disimpan selama 20 hari untuk perlakuan suhu kamar (28°C) dan selama 30 hari untuk perlakuan suhu dingin (18°C). Tidak terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan putresin dengan perlakuan suhu dingin terhadap penundaan pemasakan buah pisang Cavendish.