Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130639
Title: Metode cangkok untuk perbanyakan bambu betung (Dendrocalamus asper Shultes f. Baker ex Heyne) dan bambu ampel (Bambusa vulgaris schrader ex Wendland)
Authors: Rumawas, Fred
Nurhayati, R.Hera
Issue Date: 1997
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Bambu betung merupakan bahan baku untuk konstruksi bangunan, jembatan dan barang kerajinan. Rebunguya terkenal paling enak dikonsumsi sebagai makanan. Bambu ampel lebih sering dimanfaatkan untuk pembuatan alat-alat rumah tangga, bahan baku kertas, kerajinan tangan, daunnya bisa dimanfaatkan sebagai pakan. Perbanyakan vegetatif yang sering dilakukan adalah setek batang dan setek cabang. Perbanyakan dengan cara cangkok belum banyak dilakukan Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Farming Systems, Darmaga dari bulan Februari 1996 sampai dengan Juli 1996. Tujuan percobaan adalah untuk mempelajari kemungkinan perbanyakan bambu dengan cangkokan dan pengaruh pengirisan terhadap keberhasilan cangkokan. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Faktor perlakuannya adalah jenis bambu dan cara pencangkokan. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu betung (B) dan bambu ampel (B2). Cara pencangkokan yang dilakukan adalah tanpa irisan (I) dan dengan irisan (12). Bambu betung dan bambu ampel dapat diperbanyak dengan cara cangkok. Persentase cangkokau bertunas dari bambu betung dan bambu ampel adalah 56,67% dan 41,57%, sedangkan persentase jumlah cangkokan berakar sebesar 53,33% untuk bambu betung dan 68,33% untuk bambu ampel. Faktor pengirisan berpengaruh positif terhadap keberhasilan pertumbuhan perakaran dan pertunasan. Cangkokan bambu betung dan bambu ampel yang mendapat perlakuan pengirisan memiliki jumlah cangkokan yang bertunas dan berakar yang lebih tinggi daripada cangkokan yang tidak mendapat perlakuan pengirisan. Cangkokan yang mendapat perlakuan pengirisan memiliki persentase jumlah cangkokan bertunas dan berakar sebesar 60% dan 71,67%, sedangkan cangkokan tanpa perlakuan pengirisan hanya 38,33% bertunas dan 50% berakar Buluh bambu yang berumur satu tahun cenderung memiliki pertumbuhan perakaran yang lebih baik dibanding buluh bambu yang berumur lebih tua. Bambu hasil cangkokan yang ditanam di polibag memiliki persentase keberhasilan tumbuh yang tinggi yaitu 100% untuk bambu ampel dan 90,62% untuk bambu betung.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130639
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A97rhn.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.62 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.