Evaluasi karakter taman perkantoran di DKI Jakarta

Abstract

Perkembangan kota Jakarta yang pesat dapat dilihat dari perkembangan fisik kota seperti pembangunan gedung bertingkat, perkantoran dan perumahan. Hal ini berdampak berkurangnya Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta. Selain itu masyarakat perkotaan dihadapkan pada pekerjaan rutin dan dikelilingi bangunan buatan yang akan menimbulkan kebosanan dan stres kejiwaan. Taman perkantoran merupakan contoh ruang terbuka hijau yang dapat meningkatkan gairah kerja dan efektifitas kerja. Beberapa taman kantor di DKI Jakarta tidak terpelihara atau tidak dipersiap kan sama sekali sehingga tidak memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan taman. Dengan demikian perlu diadakan evaluasi terhadap taman perkantoran yang terdapat di DKI Jakarta sehingga diketahui karakter taman kantor DKI Jakarta. Hasil studi ini dapat diusulkan sebagai taman kantor yang ideal dan dapat menampung semua kegiatan user taman serta memiliki nilai estetika tinggi. Studi ini berlangsung dari bulan April 1995 sampai April 1996 di taman kantor DKI Jakarta yang dipilih secara acak pada lokasi yang telah diperuntukan untuk wilayah perkantoran. Sample kantor yang diambil terdiri dari 5 kantor tipe tinggi, 5 kantor tipe sedang dan 5 kantor tipe pendek. Studi bersifat deskriptif dan dilakukan metode survei untuk memperoleh data primer dan studi pustaka untuk memperoleh data sekunder. Pelaksanaan survei dilakukan secara visual dan pengukuran fisik. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data umum wilayah dan perkantoran DKI Jakarta, sedangkan data primer terdiri dari penggunaan ruang, fasilitas sirkulasi, data fisik tanaman dan elemen keras. Wawancara dengan pihak pengelola untuk memperoleh data sosial user diambil dengan menggunakan kuisioner yang diambil dari 150 responden. Data primer dan sekunder tersebut dianalisa secara kualitatif kemudian dirumuskan karak- ter fisik taman kantor yang ditinjau dari aspek biofisik, sosial dan estetik. Lokasi kantor pemerintahan, swasta dan perkantoran campuran hampir menyebar di setiap wilayah DKI Jakarta. Kantor pemerintahan lebih banyak di wilayah Jakarta Pusat sedangkan kantor swasta lebih banyak menyebar di wilayah lainnya. Rencana pembangunan perkantoran pada umumnya dipinggir jalan untuk memudahkan pencapaian lokasi. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di wilayah studi secara umum telah memenuhi standar yang ditetapkan Departemen Pekerjaan Umum, walaupun ada beberapa kantor yang memiliki KDB lebih tinggi dari standar maksimum yang ditetapkan. Taman sistem vertikal dapat menjadi alternatif pemecahan untuk meningkat- kan kenyamanan user. Ruang terbuka hijau yang dimiliki kantor tipe tinggi dan sedang di wilayah studi hampir setengah dari ruang terbuka, sedangkan tipe pendek sebanyak 37% masih perlu ditingkatkan sampai 50% dari ruang terbuka untuk mengimbangi lingkungan padat bangunan. Garis Sempadan Bangunan tipe tinggi di wilayah studi ditemukan lebih panjang dibanding tipe sedang dan pendek, hal ini dapat mengurangi getaran dari jalan raya. Posisi bagunan utama pada taman kantor tipe tinggi dan sedang di wilayah studi kebanyakan di tengah tapak, sedangkan tipe pendek ditempatkan di tengah belakang. Hal ini perlu dipertahankan untuk memudahkan pembagian area yang diperlukan untuk aktivitas di luar bangunan...