Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130580
Title: Pengaruh berbagai taraf nitrogen dan pemanenan rebung terhadap pertumbuhan bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea (Stuedel) Widjaja)
Authors: Ghulamahdi, Munif
Adiwirman
Darmawan, Heru
Issue Date: 1997
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Bambu andong mempunyai nilai ekonomi tinggi. Umumnya jenis ini digunakan sebagai bahan baku bangunan, anyaman atau kerajinan tangan. Di desa-desa di Jawa bambu ini juga digunakan sebagai saluran air, yaitu dengan cara menghilangkan sekat- sekatnya. Rebungnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Jepang, Taiwan, Thailand, dan Philipina telah mengelola bambu untuk mendapatkan hasil rebung yang maksimum. Agaknya pengetahuan demikian belum membudaya di Indonesia, karena kebanyakan orang berpikir bahwa bambu tidak memerlukan perawatan khusus. Penelitian di Jepang dan Cina mengemukakan bahwa pengelolaan kebun bambu yang baik dan menghasilkan bambu yang memenuhi persyaratan selalu diimbangi dengan pemupukan. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan di Jepang dan Cina tentu saja tidak dapat dipakai di Indonesia secara langsung karenanya harus dimodifikasi. Percobaan ini berlangsung nilai bulan September 1995 sampai bulan Agustus 1996 di desa Palalangon Darmaga Bogor dengan ketinggian 250 m dpl dengan curah bujan 3300 mm/thn. Tanaman bambu yang digunakan adalah pertanaman bambu yang berumur 9 bulan setelah tanam (BST) dengan jarak tanam 6 m x 6 m. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan dua faktor yaitu nitrogen dan pemanenan rebung. Nitrogen diberikan dengan empat taraf yaitu 0 kg/ha (NO), 45 kg/ha (N1), 90 kg/ha (N2), dan 135 kg/ha (N3). Tiap taraf N diberikan perlakuan pemanenan rebung (P1) dan tanpa pemanenan rebung (PO). Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada tanggal 31 Oktober 1995 dan 16 Maret 1996. Semua perlakuan diberi pupuk dasar KCl dan TSP masing-masing sebanyak 100 kg/ha. Pe- manenan rebung dilakukan pada saat tinggi rebung ± 20 cm di atas permukaan tanah. Pemanenan rebung dilakukan satu kali yaitu pada rebung pertama yang muncul dengan memotong rebung sejajar permukaan tanah dan dilakukan pada saat bambu berumur 10 BST sampai 14 BST. Variabel yang diamati adalah lingkar buluh terbesar, jumlah buluh per rumpun, dan jumlah rebung. Pemupukan N dengan tanpa pemupukan N hasilnya berbeda nyata pada ling- kar buluh dan jumlah buluh per rumpun. Pemupukan N pada taraf 45 kg/ha mem- berikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan taraf N lainnya yang lebih tinggi (90 dan 135 kg/ha). Meningkatnya taraf N dari 0, 45, 90, dan 135 kg/ha juga meningkatkan ukuran dan bobot rebung serta meningkatkan kandungan protein. Pemupukan N juga meningkatkan jumlah rebung yang muncul tiap bulan, dari taraf N 45, 90, dan 135 kg/ha peningkatannya masing-masing sebesar 171.7 %, 158.6 %, dan 173 % bila dibandingkan dengan taraf N 0 kg/ha selama 10 bulan (10 BST-20 BST). Pemanenan rebung tidak berpengaruh terhadap lingkar buluh dan jumlah buluh per rumpun, tetapi dengan pemanenan rebung memberikan hasil jumlah rebung yang muncul tiap bulan lebih banyak dari pada tanpa pemanenan. Interaksi pemupukan N dan pemanenan rebung tidak berpengaruh terhadap lingkar buluh dan jumlah buluh per rumpun.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130580
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A97hda3.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.19 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.