Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130488
Title: Dampak kebakaran vegetasi terhadap sifat kimia tanah
Authors: Syaufina, Lailan
Setyono, Didit
Issue Date: 2004
Publisher: Bogor Agricultural University
Abstract: Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat besar. Dengan hutan yang cukup luas, yang merupakan kekayaan alam yang tidak ternilai harganya yang harus dimanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga kelestariannya. Deforestasi di Indonesia sedang mengalami kehilangan hutan tropis yang tercepat di dunia. Salah satunya adalah kebakaran hutan yang dapat menimbulkan kerugian baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Salah satu gangguan terbesar adalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan merupakan salah satu dari peristiwa alam yang menyebabkan musnahnya hutan dalam jangka waktu yang cepat. Kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan ekologis, menurunkan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang merupakan sumber plasma nutfah bagi tumbuhan dan satwa. Dampak lain dari timbulnya kebakaran hutan adalah asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya, mempercepat pemanasan global dan memperburuk komposisi udara sehingga menimbulkan polusi. Kerugian akibat kebakaran hutan pada tahun 1997/1998 yang terjadi di wilayah Indonesia diperkirakan sekitar Rp. 70 triliun dengan kurs dolar Amerika Rp. 7000 dengan luas kebakaran hutannya mencapai sedikitnya 10 juta ha. Kebakaran hutan juga mempunyai dampak negatif terhadap tanah berupa penurunan kualitas lahan meliputi sifat fisik, kimia, biologi tanah, erosi tanah, banjir, kapasitas penyimpanan air dan penghilangan serasah serta humus dan mulsa tanah, seluruhnya sangat mempengaruhi pertumbuhan pohon selanjutnya di areal kebakaran. Loka Penelitian Pola Tanam Kelapa (LOLITKA) Pakuwon berada pada posisi 106°44'17" sampai 106° 44'42" Bujur Timur (BT) dan 06°50'30" sampai 06°50'38" Lintang Selatan (LS), dengan ketinggian sekitar 450 meter dari permukaan laut (mdpl). Topografi kebun heterogen dari datar sampai berlereng dengan kelerengan rata-rata 30-45%. Tipe tanahnya adalah Latosol dan Podsolik Merah Kekuningan. Tekstur tanah adalah liat halus dan sedikit berpasir dengan tingkat kesuburan tanah sedang. Lapisan atas bahan organik tipis dan dengan permeabilitas baik dengan kedalaman tanah efektif berkisar diatas 1 m. Lokasi ini mempunyai tipe iklim Oldeman (B1) termasuk tipe basah dengan 11 bulan basah dan 1 bulan kering di bulan Juli. Suhu udara rataaan bulanan sekitar 25°C, kelembaban nisbi udara rataan bulanan sekitar 85%, dan curah hujan bulanan berkisar 103 mm. Penelitian dilakukan di hutan tanaman Gunung Salak, Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda. Penelitian dilakukan pada bulan September Oktober 2003 dengan melakukan pengamatan pada plot yang terbakar dan plot yang tidak terbakar. Dalam penelitian ini kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan survey lokasi, pengumpulan data pada lokasi penelitian, persiapan alat dan bahan, pembuatan plot pengamatan, pengambilan sampel tanah baik pada hutan yang tidak terbakar maupun hutan yang telah terbakar. Contoh tanah diambil pada areal yang memiliki kondisi iklim dan topografi yang relatif sama. Pada 3 plot contoh tersebut diambil 3 titik dimana tiap titik diambil 2 sampel tanah dimana masing-masing sampel tanah diambil tanahnya dengan kedalaman 0-5 cm dan 5-15 cm dari permukaan tanah. Penelitian ini difokuskan pada dampak yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan terhadap karakteristik kimia tanah akibat kebakaran. Pengaruh kebakaran terhadap sifat kimia tanah dapat dilihat dari parameter keasaman tanah (pH), kandungan C-organik, N-total, CAN, Kandungan phospor, Ca-total, K-total. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak kebakaran terhadap karakteristik kimia tanah. Berdasarkan data hasil penelitian terlihat bahwa sesaat setelah dibakar nilai pH tanah tidak berubah begitu banyak dan berdasarkan hasil uji statistik menunjukan hasil uji yang tidak berbeda nyata. Perubahan nilai pH tanah dipengaruhi oleh besar kecilnya suplai abu dari hasil pembakaran, semakin banyak abu yang dihasilkan berarti dapat memberikan sumbangan ion OH dengan kata lain dapat menaikkan pH tanah. Nilai pH pada lahan yang tak terbakar pada jeluk 5-15 cm lebih tinggi dari pada jeluk 0-5 cm, tetapi sesaat terjadinya kebakaran pH tanah meningkat pada jeluk 0-5 cm...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130488
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E04DSE.pdf
  Restricted Access
Fullteks3.25 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.