Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130350
Title: Pengaruh intersepsi radiasi matahari terhadap pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman soba (Fagopyrum esculentum Moench) di Ciawi, Bogor
Authors: Nasir, Abujamin Ahmad
Koesmaryono, Yonny
Masyithah
Issue Date: 2001
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat sehingga kebutuhan pangan semakin besar, sebaliknya luas lahan persawahan semakin berkurang. Disatu sisi potensi penyediaan lahan kering masih cukup luas untuk menghasilkan tanaman alternatif selain padi. Buckwheat (soba) merupakan salah satu tanaman penghasil bahan pangan selain beras dengan waktu tanam lebih singkat, produksi ton ha panen cukup tinggi dengan kandungan gizi cukup baik. Untuk pembudidayaan serta pengembangan wilayah tanaman di Indonesia perlu pengkajian berbagai aspek diantarannya kesesuaian terhadap cuaca dan iklim. Pengkajian kesesuaian cuaca salah satunya adalah kesesuaian terhadap intersepsi radiasi matahari khususnya terhadap pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman soba perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Balai Penataran dan Latihan Pertanian (BPLP) Ciawi-Bogor yang terletak pada lintang 106°51' BT dan 06° 38'LS dengan ketinggian ± 415 m dpl, pada bulan agustus-November 2000. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan split plot design dengan dua kali ulangan pada dua waktu tanam. Perlakuan yang digunakan yaitu jumlah populasi (P) yaitu P1 (133 tanamn /m²), P2 (200 tanamn /m²); Pemupukan (N) yaitu No (pupuk kandang), N1 (pupuk kandang ditambah pupuk NPK dalam keadaan normal) dan waktu tanam (W) yaitu W1 (Agustus-Oktober 2000), W2 (September-November 2000). Pengukuran dilakukan terhadap komponen Agronomi, suhu, kelembaban nisbidan radiasi matahari. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pertumbuhan vegetatif terjadi pada umur tanaman satu MSTsampai dengan lima MST dan pertumbuhan generatif terjadi pada saat umur tanaman mencapai tujuh MST. Meskipun fase generatif sudah mulai tetapi pertumbuhan vegetatif masih berlangsung, hal ini membuktikan bahwa soba termasuk tanaman golongan indeterminate. Masa awal perkecambahan tanaman soba baik pada W1 maupun W2 yaitu 3 hari setelah tanam (HST), masa pembungaan awal pada W1 yaitu 16 HST, sedangkan pada W2 yaitu 14 HST, masa pemasakan biji awal pada W1 yaitu 38 HST, sedangkan pada W2 yaitu 37 HST dan masa panen untuk W1 yaitu 42 HST, sedangkan untuk W2 yaitun 45 HST. Presentase intersepsi radiasi matahari semakin tinggi dengan bertambah besarnya ILD, kemudian turun kembali pada saat tanaman mencapai pertumbuhan maksimum yang ditandai oleh daun yang mulai menguning. Intersepsi radiasi matahari baik untuk W1 maupun W2 terjadi pada P2N1 sedangkan intersepsi radiasi matahari minimum terjadi pada PINO. Hasil panen biji (kg/ha) maksimum pada W1 diperoleh pada P2N1 sebesar 4078.300 kg ha sedangkan hasil panen biji minimum diperoleh pada PINO sebesar 1722.300 kg ha" dan hasil panen biji (kg/ha) maksimum pada W2 diperoleh pada P2N1 sebesar 4309.400 kg ha sedangkan hasil panen biji minimum diperoleh pada PINO sebesar 2424.010 kg ha .
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130350
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G01mas2.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.35 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.