Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130279| Title: | Analisis daya saing buah pisang (Musa paradisiaca L.) di Kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat |
| Authors: | Rachmina, Dwi Zulkarnaini, Zurriati |
| Issue Date: | 2007 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Hortikultura merupakan salah satu subsektor yang memberikan kontribusi pertumbuhan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) hortikultura selama lima tahun terakhir (2000-2004) sebesar 8,09 persen (Dirjen Hortilkutura, 2005). Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu komoditas buah unggulan Indonesia, hal ini ditunjukkan dengan tingkat produksi pisang di Indonesia yang selalu menempati posisi pertama diantara komoditas buah nasional lainnya. Nilai ekspor pisang tertinggi dicapai pada tahun 2005 sebesar USS 1.529.039. Kontribusi terbesar produksi pisang nasional berasal dari Jawa Barat dengan kontribusi produksi pisang sebesar 43 persen, tepatnya di Kabupaten Cianjur, hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai produksi pada tahun 2005 di Kabupaten Cianjur sebesar 492.104 ton. Pertumbuhan produksi pisang di Indonesia secara umum cenderung lebih didasari oleh adanya intervensi pemerintah melalui pemberian subsidi terhadap input maupun output, serta penyediaan infrastuktur pemasaran. Pada saat ini sebagian besar pertanaman pisang merupakan usaha pekarangan skala kecil, dengan input produksi dan distribusi minimal. Selain itu rendahnya mutu dan produktivitas karena adanya serangan hama dan penyakit dan pemanfaatan lahan yang belum intensif, sehingga pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan pasar internasional baik segar maupun olahan yang disertai peningkatan mutu dan kontinuitas pasokan belum dapat tercapai. Tingginya volume dan nilai impor pisang merupakan salah satu tantangan bagi peningkatan produksi pisang dalam negeri, dimana kebutuhan dalam negeri meningkat namun tidak diikuti oleh produksi pisang yang mencukupi, selain itu Indonesia juga masih mampu melakukan ekspor pisang sedangkan kebutuhan dalam negeri belum tercukupi. Peningkatan produksi pisang dalam negeri akan meningkatkan daya saing pisang dalam negeri sehingga dapat menghemat devisa negara dan meningkatkan pendapatan petani. Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur dalam pengembangan komoditas pisang perlu dioptimalkan agar komoditas pisang yang dihasilkan dari wilayah tersebut berdaya saing tinggi sehingga mampu menembus pasar domestik dan pasar internasional. Mutu yang baik dengan biaya yang serendah-rendahnya, sehingga pada tingkat harga yang terjadi di pasar, petani dapat memperoleh keuntungan dan dapat mempertahankan kelanjutan produksinya. Hal inilah yang membedakan pengusahaan pisang di Kabupaten Cianjur menjadi dua tipe petani yaitu petani binaan dan non binaan. Petani binaan adalah petani yang memiliki mutu dengan kontinuitas pasokan terhadap buah pisang segar yang cukup tinggi, sehingga mendapatkan bantuan permodalan berupa dana Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat (BPLM), sementara yang terjadi pada petani non binaan adalah sebaliknya. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130279 |
| Appears in Collections: | UT - Agribusiness |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| A07zzu.pdf Restricted Access | Fultext | 5.91 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.