Analisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian minuman kesehata probiotik Yakult: kasus di Kelurahan Kedung Jaya,Kecamatan Tanah Sareal,Kota Bogor,Jawa Barat

Abstract

Seiring waktu, kesadaran masyarakat terhadap tindakan preventif pada kesehatan dengan mengkonsumsi minuman kesehatan probiotik semakin meningkat. Oleh karena itu pertumbuhan konsumsi minuman kesehatan probiotik, khususnya Yakult memiliki kecenderungan yang terus meningkat dengan prospek pasar yang baik. Hal ini tercermin pada data selama kurun waktu 15 tahun pemasaran Yakult mampu mencapai rata-rata laju peningkatan 105,88 persen atau rata-rata penjualan sebanyak 427.731 botol per hari dengan rata-rata peningkatan penjualan sebanyak 166.273 botol setiap hari. Untuk bertahan bahkan lebih meningkatkan posisi pangsa pasarnya di tengah persaingan yang semakin ketat dari kompetitornya yang menawarkan beragam inovasi dari rasa, warna dan kemasan serta harga yang lebih murah. Maka penting bagi Yakult sebagai pelopor probiotik untuk mengetahui sejauh mana penilaian konsumen terhadap kualitas produk yang dihasilkan perusahaan, proses keputusan pembelian konsumen agar semakin memenuhi keinginan konsumennya. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu penelitian yang menganalisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian minuman kesehatan probiotik Yakult. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis penilaian konsumen terhadap kualitas atribut-atribut yang dimiliki Yakult, (2) Menganalisis proses keputusan konsumen terhadap pembelian Yakult, (3) Menyusun alternatif strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen Yakult. Penelitian dilaksanakan di wilayah Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor Propinsi Jawa Barat pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2006. Jenis data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap 100 orang responden yang terdiri dari masyarakat kelas bawah sampai kelas atas di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penarikan sampel secara Stratified Cluster Sampling, yaitu penarikan sampel dengan teknik kombinasi antara Stratified Sampling dan Cluster Sampling (Nazir, 1988). Cluster Sampling digunakan dalam pemilihan lokasi penelitian, yaitu Kota Bogor dibagi-bagi atas beberapa kelompok berdasarkan area atau cluster, dimana salah satunya diambil sebagai sampel yaitu Kelurahan Kedung Jaya, kemudian dipilih lagi anggota unit dari sampel cluster tersebut dengan metode Stratified Sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) di Kelurahan Kedung Jaya, dengan alasan untuk mendapatkan responden dengan latar belakang status sosial ekonomi yang beragam karena Kelurahan Kedung Jaya diketahui memiliki strata yang baik dalam tingkat kesejahteraan keluarga...