Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130091
Title: Analisis Ekonomi Wisata dan Dampaknya terhadap Masyarakat Sekitar Wisata Goa Gong Pacitan
Authors: Ismail, Ahyar
Setyawati
Issue Date: 2012
Publisher: IPB University
Abstract: Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi serta cukup efektif dalam hal penciptaan lapangan kerja khususnya bagi masyarakat sekitar. Kota Pacitan yang dikenal sebagai ‘kota 1001 goa’ memiliki wisata goa yang menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat. Wisata goa yang menjadi wisata andalan Pacitan yaitu Goa Gong. Pengunjung yang datang ke lokasi tersebut terus mengalami peningkatan. Pengunjung yang semakin banyak dapat menyebabkan adanya potensi over carriying capacity. Kegiatan wisata yang memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan ini memiliki nilai ekonomi atau nilai manfaat dari sumberdaya alam dan lingkungan yang dimanfaatkan tersebut. Adanya wisata Goa Gong juga menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar, baik dampak ekonomi, dampak sosial, maupun dampak lingkungan. Dengan demikian, penelitian ini memiliki tujuan: 1) mengidentifikasi karakteristik wisatawan, unit usaha, tenaga kerja lokal, dan masyarakat sekitar wisata Goa Gong Pacitan; 2) mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan wisata di lokasi wisata Goa Gong; 3) mengestimasi nilai ekonomi wisata Goa Gong; dan 4) menganalisis dampak dari adanya kegiatan wisata alam Goa Gong terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dimana pengambilan data dilakukan dari bulan Maret sampai April 2012. Hasil dari penelitian ini diperoleh mayoritas wisatawan Goa Gong berusia antara 17-22 tahun dengan pendapatan berkisar antara Rp 500.000-Rp 1.000.000, dan sebagian besar berasal dari luar wilayah Jawa Timur. Berdasarkan hasil wawancara, unit usaha yang berkembang di lokasi wisata telah berjalan lebih dari sepuluh tahun, namun pendapatan mereka masih kurang dari Rp 500.000. Responden tenaga kerja lokal sebagian besar bekerja sebagai karyawan kios souvenir dan memiliki pendapatan kurang dari Rp 500.000 per bulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar, sebagian besar mereka bekerja sebagai karyawan dengan pendapatan per bulan kurang dari Rp 500.000. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Goa Gong dibentuk dengan model regresi linear berganda dan dilakukan dengan metode biaya perjalanan individual tiap individu per kunjungan. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa variabel biaya perjalanan, pendapatan, waktu tempuh, lama wisatawan mengetahui keberadaan wisata, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap permintaan wisata ke Goa Gong. Nilai surplus ekonomi yang diterima wisatawan yaitu sebesar Rp 2.989,30 per individu per kunjungan dan nilai ekonomi wisata Goa Gong sebesar Rp 378.738.859,23. Dalam penelitian ini, analisis dampak dari kegiatan wisata Goa Gong meliputi dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dampak ekonomi diestimasi dengan pendekatan multiplier effect, berdasarkan pendekatan tersebut diperoleh dampak ekonomi langsung wisata Goa Gong yang diterima oleh pemilik unit usaha sebesar 42,74 %, dampak ekonomi tidak langsung yang diterima tenaga kerja lokal yang bekerja di lokasi wisata Goa Gong sebesar Rp 3.841.457, dan dampak ikutan berupa pengeluaran tenaga kerja lokal sebesar Rp 6.027.764. Nilai Keynesian Income Multiplier pada penelitian ini sebesar 0,20, nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 1,32, dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2,01. Masyarakat yang merasakan dampak sosial berupa peningkatan aktivitas ekonomi sebanyak 66,67 %. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, dengan adanya wisata ini maka tercipta kesempatan mereka untuk berusaha (membuka unit usaha) di lokasi tersebut. Sebanyak 20 % masyarakat merasakan adanya perubahan gaya hidup dan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Sebanyak 13,33 % masyarakat merasakan dampak sosial berupa perubahan gaya hidup saja. Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 80 % masyarakat berpendapat bahwa keberadaan wisata ini menimbulkan masalah lingkungan berupa peningkatan volume sampah. Sebanyak 10 % berpendapat bahwa keberadaan wisata ini mengakibatkan peningkatan volume sampah, polusi udara, dan kebisingan. Selain sampah dan polusi udara, sebanyak 6,67 % masyarakat juga berpendapat bahwa keberadaan wisata ini menimbulkan kemacetan. Sisanya sebanyak 3,33 % berpendapat bahwa keberadaan wisata ini mengakibatkan peningkatan volume sampah serta polusi udara saja.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130091
Appears in Collections:UT - Resources and Environmental Economic

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H12set.pdf
  Restricted Access
Fulltext5.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.