Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130070Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Fausia, Lusi | - |
| dc.contributor.author | Kurniasari, Neina Ayu | - |
| dc.date.accessioned | 2023-11-02T02:12:41Z | - |
| dc.date.available | 2023-11-02T02:12:41Z | - |
| dc.date.issued | 2009 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130070 | - |
| dc.description.abstract | Kesadaran akan gizi dan kesehatan dewasa ini mendorong masyarakat lebih memperhatikan penataan pola makan. Pemilihan pangan kemudian tidak hanya didasarkan pada kandungan gizi dan kelezatannya, melainkan juga khasiat dalam pangan tersebut bagi kesehatan. Keadaan ini memunculkan istilah pangan fungsional yakni pangan yang tidak lagi sekadar memenuhi kebutuhan dasar tubuh, tetapi juga dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit. Rosela merupakan salah satu pangan fungsional yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antihipertensi. Rosela sudah dimanfaatkan di beberapa negara dalam berbagai bentuk produk. Di Indonesia, perkembangan rosela belum seperti negara-negara lain. Produk yang sudah mulai banyak diproduksi yaitu kelopak bunga rosela kering dalam kemasan dimana konsumsinya diseduh seperti teh. Kota Bogor merupakan salah satu wilayah yang memproduksi produk rosela tersebut. Perkembangannya ditandai dengan meningkatnya industri rumah tangga rosela dan banyaknya produk rosela dengan berbagai merek yang diperjualbelikan di Kota Bogor. Namun demikian, kurangnya informasi mengenai rosela di kota ini menyebabkan konsumen rumah tangga rosela masih sedikit apabila dibandingkan jumlah penduduk Kota Bogor yang termasuk dalam kelompok usia konsumen rumah tangga rosela. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik konsumen rumah tangga rosela, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rosela, serta (3) menentukan dan menganalisis elastisitas permintaan rosela terhadap harga dan pendapatan. Penelitian dilakukan di tujuh agen penjualan rosela Kota Bogor, yaitu (1) Dewi Agung Makmur, (2) Ar Rofiiqu, (3) Bogor Islami, (4) Meubel Apollo, (5) - Koperasi Karyawan Kampus Magister Bisnis IPB, (6) Wina Collection, dan (7) Pertiwi Agency. Waktu penelitian yaitu bulan Maret-Juni 2009. Penentuan sampel menggunakan teknik convenience sampling dimana sampel merupakan responden yang sedang melakukan pembelian rosela di lokasi penjualan. Jumlah sampel sebesar 48 responden. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda, dan analisis elastisitas. Konsumen rosela di Kota Bogor sebagian besar berjenis kelamin wanita pada rentang usia antara 41-51 tahun dengan tingkat pendidikan formal terakhir yaitu SMA dan pekerjaannya adalah ibu rumah tangga. Kebanyakan konsumen memiliki pendapatan rumah tangga per bulan di bawah atau sama dengan Rp 1.000.000,00. Jumlah anggota keluarga konsumen yang mengkonsumsi rosela paling banyak, yakni satu orang atau responden yang membeli rosela dengan frekuensi konsumsi rosela setiap bulan sebesar 28 kali. Sebagian besar konsumen. rosela telah mengkonsumsi rosela lebih dari satu tahun dimana preferensi konsumen dalam mengkonsumsi rosela yakni tidak untuk menyembuhkan penyakit. Konsumen kebanyakan mendapatkan sumber informasi mengenai rosela dari penjual, dan mereka tidak mengeluarkan waktu khusus untuk mendapatkan informasi rosela. Sebagian besar konsumen tidak mengetahui faktor yang menentukan kualitas rosela karena mereka hanya mengenal rosela yang mereka konsumsi. Dari kesembilan variabel bebas yang diduga mempengaruhi permintaan rosela di Kota Bogor, terdapat empat di antaranya yang berpengaruh nyata dalam menjelaskan keragaman permintaan rosela di Kota Bogor yaitu harga rosela (X₁), jumlah orang yang mengkonsumsi rosela dalam satu keluarga (X4), jenis kelamin (D), dan preferensi (D2). Elastisitas permintaan rosela terhadap harga menghasilkan -0,243. Nilai ini menunjukkan sifat permintaan yang inelastis, artinya kenaikan harga menyebabkan penurunan kuantitas dengan proporsi lebih kecil. Elastisitas pendapatan menghasilkan -0,006. Tanda negatif tersebut menyimpulkan bahwa rosela termasuk barang inferior, yang berarti peningkatan pendapatan akan menurunkan kuantitas yang dibeli. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | Bogor Agricultural University (IPB) | id |
| dc.subject.ddc | Management | id |
| dc.subject.ddc | demand | id |
| dc.title | Analisis permintaan rosela [Hibicus sabdariffa Linn] sebagai bahan minuman di Kota Bogor | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| dc.subject.keyword | Rosela | id |
| dc.subject.keyword | Hibicus sabdariffa Linn | id |
| dc.subject.keyword | Descriptive analysis | id |
| dc.subject.keyword | Regretion linear analysis | id |
| Appears in Collections: | UT - Agribusiness | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| H09nak.pdf Restricted Access | Fulltext | 4.51 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.