Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130030
Title: Analisis kelayakan usaha penyulingan minyak kayu putih yakasaba di Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan
Authors: Fausia, Lusi
Farsa, Gusti Ayu
Issue Date: 2009
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Salah satu penyumbang bagi perekonomian Indonesia adalah sektor kehutanan. Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam hutannya. Produk kehutanan yang dapat dimanfaatkan berupa hasil hutan kayu dan non kayu, namun selama ini yang dimanfaatkan hanya hasil hutan kayu sedangkan non kayu belum dimanfaatkan dengan baik. Adanya paradigma baru di sektor kehutanan yang memandang hutan sebagai sistem sumberdaya yang bersifat multi fungsi, multi guna dan memuat multi kepentingan serta pemanfaatannya diarahkan untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, menyadarkan bahwa produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan salah satu sumber daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dan paling bersinanggungan dengan masyarakat sekitar hutan. Salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki kontribusi yang cukup besar adalah minyak atsiri. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga Dari sekitar 80 jenis minyak atsiri yang selama ini menjadi komoditas perdagangan, sekitar 40 jenis diantaranya dapat diproduksi di Indonesia dan baru sekitar 12 jenis minyak atsiri yang menjadi komoditas ekspor Indonesia. Salah satu minyak atsiri andalan Indonesia yang memiliki harga yang relatif stabil dan merupakan salah satu minyak atsiri produk kehutanan non kayu Indonesia adalah minyak kayu putih. Minyak kayu putih merupakan minyak hasil penyulingan tanaman kayu putih. Usaha penyulingan minyak kayu putih ini sangat prospektif untuk dikembangkan, selain karena tanaman ini mudah untuk dibudidayakan termasuk pada lahan kritis sekalipun, tetapi juga masih banyaknya permintaan akan minyak kayu putih yang belum dapat dipenuhi. Kebutuhan minyak kayu putih dalam negeri belum dapat dipenuhi dari sumber sendiri, hal ini dikarenakan masih sedikitnya produsen minyak kayu putih yang ada di Indonesia, diantaranya Perum Perhutani, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi DIY, industri rakyat di Kepulauan Maluku, dan beberapa sumber kecil lainnya. Melihat potensi inilah, didirikannya usaha penyulingan Yakasaba di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Usaha penyulingan ini merupakan usaha yang dimiliki oleh perusahaan pertambangan batubara yang ada di Sumatera Selatan, dimana perusahaan ini memiliki perkebunan kayu putih yang merupakan hasil revegetasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap lahan tambangnya yang sudah tidak produktif lagi. Sebagai usaha baru dan pertama di daerah Sumatera Selatan, diperlukan studi kelayakan untuk mengetahui apakah usaha ini layak atau tidak untuk dijalankan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan non finansial usaha penyulingan MKP Yakasaba, (2) Menganalisis kelayakan finansial usaha penyulingan MKP Yakasaba dan (3) Menganalisis sensitivitas usaha penyulingan MKP Yakasaba. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130030
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H09gap.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.