Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129786
Title: Sistem dan dinamika pasar dalam tata ruang: studi kasus Kabupaten Sukohardjo Propinsi Jawa Tengah
Authors: Hanafiah, Teuku
Putri, Eka Intan Kumala
Widayani, Rani Meika
Issue Date: 2007
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Penyediaan fasilitas ekonomi dan fasilitas sosial sangat menentukan dalam pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Salah satu fasilitas ekonomi dan fasilitas sosial tersebut adalah pasar. Pasar adalah suatu tempat para pembeli dan penjual untuk berdagang. Pasar sebagai salah satu fasilitas pelayanan dalam suatu pemilikan yang sifatnya melayani penduduk dalam pemukiman disekitarnya. Keadaan pasar mengikuti keadaan manusia yang dilayani. Semakin kompleksnya kegiatan pasar yang menggambarkan intensitas kegiatan berbagai ragam barang, serta volume barang yang diperjualbelikan. Pasar sebagai tempat kegiatan ekonomi masyarakat, penting keberadaannya sebagai sumber penghasilan baik bagi pemerintah, maupun pelaku pasar secara langsung. Keberadaan pasar tradisional khususnya di Kabupaten Sukoharjo sangat menentukan dalam pembangunan ekonomi wilayah tersebut. Pasar diharapkan dapat memberikan masukan bagi Penghasilan Asli Daerah (PAD) secara maksimal. Karena selama ini potensi pasar yang dikelola oleh Dinas Pengelola Kekayaan Daerah (DPKD) Kabupaten Sukoharjo belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini terlihat dari semua transaksi yang terjadi di pasar yang merupakan sumber PAD yang bersal dari retribusi belum mencapai optimal sehingga tidak memberikan PAD yang maksimal. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis fungsi pasar dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Sukoharjo, (2) menganalisis sistem dan peranan pasar dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Sukoharjo, (3) Mengidentifikasi potensi pasar dan potensi sumber-sumber pendapatan bagi PAD dari retribusi yang dikenakan kepada para pedagang, (4) mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan potensi pasar di Kabupaten Sukoharjo, dan (5) mengetahui pengembangan sumber-sumber perolehan PAD melalui pengoptimalan pasar Metode Skalogram adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebaran fasilitas sosial dan ekonomi serta hirarki pusat pengembangan dan sarana pembangunan. Adanya perbedaan antara fasilitas sosial dan ekonomi yang dilakukan untuk melihat apakah kemajuan di bidang ekonomi akan diikuti oleh kemajuan di bidang sosial atau sebaliknya. Dalam skalogram lebih ditekankan kriteria kualitatif yang mengangkut derajat fungsi fasilitas pelayanan pembangunan. Hierarki atau peringkat yang tertinggi ditentukan oleh banyaknya jumlah dan jenis unit fasilitas yang dimiliki oleh pusat pengembangan. Metode ini tidak mempertimbangkan aspek distribusi penduduk dan luas jangkauan pelayanan fasilitas pembangunan secara spasial, tetapi dapat memberikan informasi tentang hierarki pusat-pusat pengembangan yang disebabkan oleh penyebaran fasilitas pelayanan pembangunan yang terdapat dalam wilayah tersebut. Pasar merupakan tempat atau lokasi transaksi barang dan jasa antara penjual dan pembeli. Analisis sistem pasar dalam tata ruang dilakukan dengan menelaah kekuatan pasar yang terjadi, penyebaran lokasinya dan jumlah penduduk dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan pasar yang ada. Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis sistem pasar dalam tata ruang meliputi: (1) melakukan invetarisasi kegiatan pasar dan pergerakan pasar pada kecamatan contoh, (2) pemetaan pasar dan hari-hari pasar, (3) mengukur kegiatan pasar, dan (4) membandingkan variabel-variabel pasar antar kecamatan contoh. Pasar di Kabupaten Sukoharjo memegang peranan yang penting dalam pengembangan ekonomi wilayah. Pasar berfungsi sebagai tempat memasarkan produk yang dihasilkan oleh masyarakat. Kebijaksanaan penentuan lokasi pasar berpengaruh pada kemudahan masyarakat untuk mencapainya. Hal ini akan mempengaruhi jumlah masyarakat yang memanfaatkan fasilitas pasar tersebut. Dengan demikian efektifitas fasilitas pasar ditentukan oleh penentuan letak dalam tata nang wilayah. Lokasi pasar di wilayah penelitian selalu pada posisi yang strategis, yaitu pada jalur transportasi utama dan dekat dengan pelayanan yang lain seperti terminal, pertokoan, fasilitas hiburan, dan pusat pemerintahan. Tinggi rendahnya aktivitas pasar sangat tergantung pada kondisi sosial ekonomi masyarakat wilayah layanannya. Pasar Kartasura yang merupakan salah satu pusat perdagangan di Kabupaten Sukoharjo terletak pada jalur lalu lintas utama yang menghubungkan kota Sukoharjo dengan kota-kota lainnya. Aktivitas pasar ini adalah yang paling tinggi diantara pasar contoh. Pasar Kartasura, dalam sistem pasar, menempati posisi sebagai pasar grosir yang melayani pasar-pasar lainnya dan sebagai pasar transit bagi arus barang dari maupun ke Kabupaten Sukoharjo. Penelaahan aktivitas pasar pada ketiga pasar kecamatan contoh, terutama yang menyangkut pasar kecamatan dilakukan dengan membandingkan variabel yang mencerminkan kegiatan pasar baik variabel langsung maupun variable tidak langsung. Variabel langsung meliputi luas areal pasar, jumlah kios dan jumlah los, jumlah pedagang dan nilai transaksi rata-rata pedagang per hari. Sedangkan variabel tidak langsung misalnya jumlah retribusi dan pendapatan pasar setiap hari pasar. Sumber-sumber perolehan PAD sebagian besar berasal dari penarikan retribusi, baik retribusi pasar, biaya perijinan, retribusi sampah. Selama sumber- sumber perolehan PAD tersebut dapat dijaga dan diterapkan dengan baik, sebenamya potensi pemasukan retribusi dapat melebihi target-target yang telah ditentukan. Ada beberapa hal yang terjadi mengapa PAD itu tidak dikelola dengan baik yaitu: (1) kepedulian Pemda untuk memberikan fasilitas sarana prasarana pasar masih rendah, (2) hampir disemua pasar jumlah pedagang tidak termonitor dengan baik (jumlah, status, perkembangan dan sebagainya), sehingga di setiap pasar tidak ada kejelasan berapa jumlah pedagang dan bagaimana perkembangannya dari tahun ke tahun. Hasil penelitian yang diperoleh beberapa kendala yang dihadapi dalam rangka pengembangan pasar untuk mendapatkan peningkatan bagi PAD. Kendala yang dihadapi yaitu: masalah balik nama, tunggakan perijinan, retribusi sampah yang belum ada kesepakatan, tunggakan retribusi harian, kesadaran pedagang untuk membayar retribusi sesuai Perda relatif masih rendah, penanganan parkir depan pasar yang banyak menghadapi kendala, dan masalah penarikan retribusi pasar di lapangan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129786
Appears in Collections:UT - Resources and Environmental Economic

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A07rmw.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.03 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.