Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129775
Title: Analisis usahatani dan tataniaga ikan hias"Maskoki oranda"(Carausius auratus): kasus di Desa Parigi Mekar,Kecamatan Ciseeng Kabupaaten Bogor,Jawa Barat
Authors: Limbong, W.H.
Sitompul, Reynold Pandapotan
Issue Date: 2007
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Usaha budidaya ikan bias khususnya ikan hias air tawar mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Ikan hias itu sendiri digemari karena keindahan yang dimilikinya, baik warnanya yang menarik, bentuk tubuh, sirip, dan mata. Pada umumnya orang menikmati keindahan ikan hias untuk memenuhi kebutuhan spritual dengan memeliharanya di akuarium atau di kolam. Ikan hias juga telah dikembangkan menjadi sarana sekaligus objek yang dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan, penelitian, medis maupun keperluan-konservasi alam (Daelami, 2001). Produksi Ikan Hias Maskoki dari Desa Parigi Mekar-banyak dicari oleh eksportir atau supplier untuk dijual ke luar negeri (Dinas Perikanan Kabupaten Bogor, 2002). Hal tersebut disebabkan karena kualitas Ikan Hias Maskoki yang-dihasilkan sangat baik. Oleh karena itu, sering sekali Ikan Hias Maskoki-yang dihasilkan dari desa tersebut-menjuarai beberapa kontes Ikan Hias Maskoki, baik antar kabupaten maupun pada tingkat nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis usahatani pembesaran Ikan Maskoki Oranda, menganalisis saluran tataniaga, fungsi-fungsi tataniaga dan struktur pasar, dan marjin tataniaga Ikan Hias Maskoki Oranda di Desa Pangi Mekar. Ruang lingkup penelitian ini meliputi kegiatan sistem tataniaga Ikan Hias Maskoki yang ditinjau dari saluran tataniaga, lembaga dan fungsi tataniaga, analisis-struktur dan perilaku pasar, analisis marjin, dan penyebarannya Pengamatan juga dilakukan terhadap kegiatan budidaya ikan hias seperti pembenihan dan pembesaran, serta menganalisis usaha budidaya Ikan Hias Maskoki. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Parigi Mekar, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor pada aktivitas kelompok tani Ikan Hias Maskoki. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Parigi Mekar merupakan salah satu sentra produksi ikan hias air tawar yang berkembang. Kegiatan-pengumpulan data-dan penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2007. Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) dan wawancara langsung di lapangan dengan pelaku lembaga-lembaga tataniaga seperti pembudidaya Ikan Hias Maskoki, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, supplier, dan konsumen akhir. Data sekunder diperoleh dari laporan atau catatan kelompok tani, Dinas Perikanan Kabupaten Bogor, artikel dan literatur yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Pemilihan responden petani Ikan Hias Maskoki Oranda dilakukan dengan cara keputusan (Judgment Sample). Jumlah seluruh responden yang diambil sebanyak 36 responden. Jumlah responden yang diambil dari petani sebanyak 20 orang, pedagang. pengumpul sebanyak 5 orang, supplier sebanyak 4 orang, dan pedagang pengecer sebanyak 7 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung (observasi) dan metode kuesioner (angket). Pengamatan langsung (observasi) dilakukan dengan mengamati proses terjadinya beberapa kegiatan tataniaga dan kegiatan budidaya yang berlangsung di lokasi penelitian. Penulis juga melakukan wawancara dengan para pembudidaya Ikan Hias Maskoki, pedagang pengumpul (tengkulak), supplier, pedagang pengecer, dan konsumen akhir untuk mengetahui sistem tataniaga dan kegiatan usaha budidaya Ikan Hias Maskoki Oranda. Metode kuesioner (angket) dilakukan untuk mengidentifikasi struktur dan perilaku pasar, lembaga dan saluran tataniaga, serta fungsi- fungsi tataniaga. Metode analisis data dilakukan dengan analisis sistem tataniaga dan usahatani. Data yang dikumpulkan akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui marjin tataniaga yang diolah secara manual dengan rumus matematis sederhana. Pengolahan data untuk analisis usahatani menggunakan alat bantu komputer dengan program Ms. Excel. Berdasarkan hasil analisis usahatani Pembesaran Ikan Hias Maskoki Oranda diperoleh pendapatan usahatani Rp 880.321,43. Analisis R/C ratio yang diperoleh usahatani pembesaran sebesar 1,33. Sistem tataniaga Ikan Hias Maskoki Oranda terdiri dari empat saluran tataniaga yang melibatkan empat lembaga tataniaga yaitu, petani, pedagang pengumpul, supplier, dan pedagang pengecer. Saluran tataniaga 1: Petani ke pedagang pengumpul ke supplier ke podagang pengecer ke konsumen/hobis. Saluran tataniaga 2: petani ke pedagang pengumpul ke pedagang-pengecer-ke-konsumen/hobis. Saluran-tataniaga 3: petani ke pedagang pengecer ke konsumen/hobis. Saluran-tataniaga 4 petani ke konsumen/hobis. Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh tiap lembaga tataniaga adalah fungsi pertukaran yang terdiri dari fungsi pembelian dan penjualan, fungsi fisik terdiri dari fungsi pengelolaan (pengemasan), penyimpanan dan pengangkutan serta fungsi fasilitas terdiri dari fungsi-sortasi,-grading/standarisasi, pembiayaan dan informasi pasar Tempat lembaga-lembaga tataniaga dalam melakukan kegiatan jual beli atau transaksi Ikan Hias Maskoki Oranda terdapat di Desa Parigi Mekar, Pasar Parung dan Pasar Anyar Bogor Struktur pasar yang terjadi pada masing-masing tempat tersebut berbeda dan memiliki karakteristik sendiri. Struktur pasar Ikan Maskoki Oranda di Desa Parigi Mekar antara petani pembenihan-dan pembesaran adalah pasar persaingan sempurna, sedangkan antara petani pembesaran dengan pedagang pengumpul adalah oligopsoni. Struktur pasar Ikan Maskoki Oranda di Pasar Parung adalah pasar persaingan-sempurna, sedangkan di Pasar Anyar-adalah-oligopoli. Penentuan harga Ikan Hias Maskoki Oranda antara lembaga tataniaga pada masing-masing pasar berdasarkan mekanisme pasar yang terjadi. Kerjasama antar lembaga tataniaga sudah terjalin dengan baik dan saling mendukung. Saluran tataniaga empat merupakan saluran tataniaga yang paling efisien dilihat dari total marjin tataniaga yang paling kecil serta farmer's share yang paling besar, yaitu sebesar 89,3 persen. Rasio keuntungan dan biaya yang paling besar diperoleh dari saluran tataniaga 3 sebesar Rp 6,8 per ekor, yang alternatif saluran tataniaga yang paling efisien.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129775
Appears in Collections:UT - Agribusiness

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A07rps.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.31 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.