Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129678
Title: Daya tetas telur ulat sutera Bombyx mori L. dengan lama penyimpanan dingin yang berbeda
Authors: Siregar, Hotnida C.H
Kaomini, Mien
Untari, Gesi
Issue Date: 2004
Publisher: Bogor Agricultural University
Abstract: Kendala yang dihadapi persuteraan alam Indonesia bukan hanya pada produksi kokon, tetapi juga pada tingkat pembibitan. Bibit (telur) yang banyak dipelihara berasal dari daerah subtropis yaitu jenis bivoltin persilangan antara ras Jepang dan ras Cina. Pada musim dingin, perkembangan embrio mengalami istirahat (dorman) dan akan menetas saat musim semi tiba, sehingga untuk memelihara jenis ini di daerah tropis, telur harus disimpan pada suhu rendah agar dapat menetas. Penyimpanan juga bertujuan untuk mengatur penetasan sesuai dengan ketersediaan murbei, permintaan bibit dan rencana pemeliharaan. Namun demikian, lama penyimpanan dalam ruang pendingin (cold storage) harus benar-benar diperhatikan agar kualitas telur tetap terjaga. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sampai berapa lama telur ulat sutera galur 807 (ras Jepang), galur 808 (ras Cina), dan hibridnya (8788 dan 8887) dapat disimpan dalam cold storage yang bersuhu 5 °C untuk menghasilkan penetasan yang serempak dan di atas 90%. Empat jenis telur yang sudah disimpan pada suhu tinggi (25 °C) selama 40 hari dipindahkan ke dalam cold storage masing-masing selama 188, 202, 216 dan 230 hari. Telur dikeluarkan untuk diinkubasi pada suhu 25 °C dan kelembaban 75-80% sampai terjadi pigmentasi, kemudian telur digelapkan sampai nenetas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam percobaan faktorial 4x4. Faktor pertama adalah jenis telur ulat sutera (807, 808, 8788 dan 8887) dan faktor kedua adalah lama penyimpanan dingin (188, 202, 216 dan 230 hari) yang mana setiap perlakuan terdiri dari empat ulangan. Peubah yang diukur adalah daya tetas, penetasan efektif, dan bobot tetas. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal apabila interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh terhadap peubah yang diukur. Interaksi antara jenis telur dengan lama penyimpanan dingin berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap daya tetas, penetasan efektif dan bobot tetas. Telur hibrid mempunyai kemampuan mempertahankan daya tetas, penetasan efektif dan bobot tetas yang lebih tinggi daripada telur induk. Penyimpanan dingin yang lama pada jenis 8887 menghasilkan telur dengan daya tetas dan penetasan efektif yang lebih baik daripada jenis 8788, tetapi jenis 8788 lebih baik dalam menghasilkan bobot tetas yang lebih tinggi. Semua jenis telur masih bisa disimpan dalam cold storage yang bersuhu 5 °C lebih dari 202 hari, bahkan sampai 230 hari pada jenis 8887 karena masih menghasilkan daya tetas di atas 90%, tetapi penetasan lebih serempak jika telur disimpan tidak melebihi 216 hari, kecuali untuk jenis 807 yang dari awal penyimpanan, rataannya memang tidak mencapai 90%.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129678
Appears in Collections:UT - Animal Production Science and Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
D04GUN.pdf
  Restricted Access
Fullteks1.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.