Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129608
Title: Model dinamika spasial ruang terbangun dan ruang terbuka hijau : studi kasus kawasan Jabodetabek
Authors: Rustiadi, Ernan
Baskoro, D.P.Tejo
Agrissantika, Titan
Issue Date: 2007
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Jabodetabek merupakan kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia, telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dampak dari perkembangan ini adalah terkonversinya ruang terbuka hijau menjadi ruang terbangun. Perubahan sebaran spasial ruang terbuka hijau dapat dianalisis menggunakan teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola perubahan. ruang terbangun dan ruang terbuka hijau secara spasial di kawasan Jabodetabek pada periode tahun 1972 hingga 2005, serta membuat dan mengkaji model spasial peluruhan/pertumbuhan ruang terbangun, ruang terbuka hijau, dan kepadatan penduduk di kawasan Jabodetabek, sehingga dapat dilakukan pengkajian untuk menentukan faktor-faktor pertumbuhan/penurunan luas ruang terbangun dan ruang terbuka hijau. Hasil penelitian menunjukkan proporsi ruang terbuka hijau mengalami penurunan dan proporsi ruang terbangun mengalami peningkatan dari tahun 1972- 2005. Penutupan vegetasi dalam bentuk hutan menyebar di kecamatan-kecamatan yang berada di Kabupaten Bogor dan sebagian di Kota Bogor Sedangkan penutupan vegetasi dalam bentuk semak dan rumput lebih menyebar di berbagai Kecamatan. Lahan pertanian secara umum menyebar di kecamatan-kecamatan yang berada di luar pusat Kabupaten/Kota, seperti di Kabupaten Tangerang dan Bekasi, serta sebagian di Kota Tangerang dan Bekasi. Penyebaran kawasan permukiman sebagian besar terjadi di perkotaan, seperti kecamatan-kecamatan yang berada di Provinsi DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota Tangerang Ruang terbangun menyebar mengikuti jalur transportasi utama khususnya jalan raya, baik jalan-jalan kolektor primer maupun jalan lokal dan membentuk pusat koridor. Permukiman perkotaan secara umum terpusat di ibukota kecamatan, sedangkan pada perkampungan menyebar secara sporadis dan letaknya berdekatan dengan lahan pertanian. Pemodelan yang terbaik untuk menduga proporsi RTH adalah RTH 60™ log RTH ( (a-bx) dan pemodelan yang terbaik untuk menduga proporsi ruang terbangun adalah RTB 6.0 RTB exp (a - bx). Faktor jarak Kecamatan ke Pusat Kota (Monas) menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan. luasan ruang terbuka hijau dan ruang terbangun, selain faktor kepadatan penduduk, jarak ke Kabupaten/Kota lain, Indeks Perkembangan Kecamatan (IPK), rasio rumah tangga miskin, dan rasio rumah tangga pertanian. Semakin jauh dari pusat kota, luasan ruang terbuka hijau semakin tinggi dan luasan ruang terbangun semakin rendah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129608
Appears in Collections:UT - Soil Science and Land Resources

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A07tag.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.9 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.