Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129434
Title: Faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan ekspor komoditas perkebunan Indonesia
Authors: Firdaus, Muhammad
Soelaksono, Aditia
Issue Date: 2010
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sektor pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan bagi kesejateraan masyarakat dan pembangunan negara. pada tahun 2004 kontribusi sektor pertanian cukup tinggi terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia, di mana sektor ini menduduki peringkat ketiga dengan kontribusi sebesar 247.163,6 milyar (14,9 persen terhadap PDB) setelah industri pengolahan dan perdagangan, hotel serta restoran dengan masing-masing sebesar 469.952,4 milyar (28,36 persen terhadap PDB) dan 271.142,2 milyar (16,36 persen terhadap PDB). Kontribusi sektor ini terus mengalami penurunan di tahun-tahun berikutnya di mana pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 besar kontribusinya berturut-turut 14,5 persen, 14,2 persen, 13,8 persen, 13,66 persen, dan 13,61 persen terhadap PDB. Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang sangat berkontribusi pada sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto. Selain itu perkebunan merupakan subsektor yang mengalami laju pertumbuhan yang konsisten dan banyak menyerap tenaga kerja (padat karya). Keberadaan subsektor perkebunan telah memberi kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan wilayah di mana perkebunan tersebut berada. Berkembangnya berbagai industri pendukung perkebunan, sektor jasa transportasi, konstruksi, dan perdagangan tidak terlepas dari multiplier effect pembangunan perkebunan di wilayah tersebut. Adapun laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto dari subsektor perkebunan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan di mana pada tahun 2004 sebesar 0,40 persen dan terus menerus mengalami peningkatan hingga mencapai 4,40 persen pada tahun 2007 tetapi laju pertumbuhan PDB selanjutnya mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 3,84 persen. Pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang mempengaruhi seluruh sektor perekonomian dunia. Krisis yang diawali dengan tersendatnya kredit perumahan di Amerika Serikat (subprime mortgage) hingga merembet ke lembaga-lembaga keuangan besar di Amerika Serikat dan mengakibatkan perlambatan ekonomi di negara-negara di dunia, mulai dari Eropa hingga Asia terkena dampak krisis tersebut. Indonesia juga merasakan dampak akibat adanya krisis tersebut, di mana negara-negara yang terkena dampak lebih besar (Amerika, Eropa, dan Asia) yang notabenenya merupakan tujuan ekspor Indonesia menurunkan permintaan akan ekspornya untuk menghemat pengeluaran mereka. Krisis keuangan global memberikan dampak yang besar terhadap ekspor suatu negara, di mana ekspor merupakan substansi yang mempengaruhi Produk Domestik Bruto suatu negara…
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129434
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H10aso.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.39 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.