Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129201
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSamosir, Agustinus M-
dc.contributor.advisorTaryono-
dc.contributor.authorSaragih, Dwicko Sukma P-
dc.date.accessioned2023-10-30T14:44:40Z-
dc.date.available2023-10-30T14:44:40Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129201-
dc.description.abstractSegara Anakan merupakan ekosistem rawa bakau dengan laguna yang unik dan langka di pantai selatan Pulau Jawa. Laguna ini berada di antara pantai selatan Jawa dan Pulau Nusa Kambangan, yang dihubungkan dengan Samudra Hindia oleh dua selat (alur barat dan alur timur) dan merupakan tempat bermuaranya sungai besar dan kecil. Segara Anakan terletak pada posisi 108°46’BT–109°03’BT dan 8°35’LS–8°48’ LS. Ekosistem mangrove di Segara Anakan merupakan terluas yang tersisa di Pulau Jawa. Adanya dominasi hutan mangrove dan kekayaan fauna yang dimiliki menjadikan Segara Anakan berpotensi sebagai lokasi wisata yang cukup menjanjikan, selain fungsi ekologisnya..Tujuan dari penelitian: perencanaan kegiatan ekowisata mangrove di Segara Anakan dengan lebih melibatkan masyarakat sekitar. Pengumpulan dan pengambilan data melalui wawancara untuk memperoleh informasi mengenai kawasan penelitian dan sosial ekonomi kawasan penelitian (kuesioner), observasi lapangan untuk pengamatan kondisi fisik lingkungan dan studi pustaka. Data yang dikumpulkan meliputi sumberdaya alam, keadaan umum kawasan Segara Anakan, isu-isu yang berkembang, kebijakan pengelolaan di wilayah tersebut, serta keadaan sosial masyarakat di kawasan Segara Anakan. Analisis data yang digunakan yaitu Multi Criteria Analysis. Kawasan Mangrove Segara Anakan yang masuk wilayah adminsitrasi Kecamatan Kampung Laut memiliki luas 8.359 Ha (BPKSA 2005) . Kawasan Segara Anakan terdiri dari empat desa yaitu Desa Ujung Alang, Ujung Gagak, Klaces, dan Panikel. Masyarakat menyatakan potensi wisata yang dimiliki oleh kawasan Segara Anakan sangat bagus. Jenis wisata yang sudah berjalan di kawasan Segara Anakan adalah Tracking, memancing, dan berperahu. Pengunjung menyatakan puas dengan kondisi kualitas lingkungan kawasan Segara Anakan. Kawasan Segara Anakan memiliki potensi sumberdaya yang tinggi yaitu banyak jumlah jenis vegetasi mangrove dan biota mangrove. Potensi sumberdaya kawasan Segara Anakan sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata. Kegiatan wisata mangrove yang dapat direkomendasikan di kawasan ini selain ketiga kegiatan wisata yang telah berjalan adalah birdwatching dan photosafari. Parameter kawasan rekreasi meliputi fisik (ekologi) dan sosial ekonomi. Parameter fisik(ekologi) terdiri atas kerapatan mangrove (Ujung alang 1106 ind/ha, Ujung Gagak 500 ind/ha, dan Klaces 90 ind/ha), ketebalan mangrove (Ujung alang 790 m, Ujung Gagak 716 m, dan Klaces 713 m), jumlah jenis mangrove (Ujung alang 6 jenis, Ujung Gagak 3 jenis, dan Klaces 3 jenis), pasang surut (0,4-1,9 m), dan biota mangrove. Sedangkan parameter sosial ekonomi terdiri atas acceptance (keterimaan), akomodasi, aksesabilitas, peningkatan pendapatan, dan sarana prasarana. Penentuan lokasi tempat yang sesuai dengan kegiatan ekowisata yang ada ditentukan dengan metode MCA. Berdasarkan metode MCA kegiatan berperahu dan memancing sangat sesuai untuk dilaksanakan di Desa Ujung Alang, Ujung Gagak, dan Klaces (83,26%). Kegiatan tracking sangat sesuai dilaksanakan di Desa Klaces (88,38%) . Sedangkan untuk kegiatan alternatif yaitu birdwatching dan photosafari sangat sesuai dilaksanakan di Desa Ujung Alang (85,8%). Tingginya penerimaan dan dukungan dari masyarakat serta masih banyaknya vegetasi mangrove dan biota di Desa Ujung Alang membuat desa tersebut sangat sesuai untuk dilaksanakan beberapa kegiatan ekowisata. Ada beberapa saran yang diajukan yaitu: pertama, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai laju sedimentasi di kawasan Segara Anakan karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan ekowisata. Kedua, peningkatan kegiatan sylvofishery agar tidak terjadi konflik perebutan lahan antara para petani tambak dengan pengembangan kegiatan ekowisata mangrove. Dan ketiga adalah perlunya peningkatan fasilits pendukung kegiatan ekowisata yang ada di kawasan mangrove Segara Anakan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titleAnalisis multi kriteria untuk pemilihan kegiatan ekowisata mangrove di Segara Anakan, kabupaten Cilacap Jawa Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Fisheries Resource Utilization

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
C10dsp.pdf
  Restricted Access
Fulltext5.91 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.