Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128957
Title: Peranan wanita dalam rumah tangga dan bidang pekerjaan pencaharian nafkah di pedesaan: suatu studi kasus di Desa Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Daerah Tingkat I Maluku
Authors: Sajogyo, Pudjiwati
Sajogyo
Sugianto, Tjahjadi
Maitimu, Barthel
Issue Date: 1987
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana neranserta wanita dari berbagai lapisan rumahtangga dalam menangani berbagai pekerjaan rumahtangga dan bidang pekerjaan mencaharian nafkah, serta pola pengambilan keputusan dalam berbagai aspek kehi dunan yang menyangkut kepentingan keluarga dipedesaan. Pendekatan teoritis dalam penelitian ini, didasarkan pada ana lisa strukural fungsional dengan mendapat dukungan/penekanan nada fungsi diferensiasi peranan, fungsi alokasi ekonomi dan fungsi alokasi kekuasaan. Satuan pengamatan adalah rumahtangga dan individu anggota rumahtangga usia 10 tahun keatas. Rumahtangga berasal dari tiga lanisan, yang diperoleh dengan lebih dulu mengadakan sensus kecil terhadan 100 rumahtangga sebagai populasi berdasarkan memili kan pohon cengkih/luas tanah pertanian. Dari hasil sensus kecil yang terstratifikasi, kemudian secara acak diambil dari masing- masing lapisan 14 rumahtangga sebagai samnel dengan perincian sebagai berikut Lapisan I (mampu), adalah rumahtangga metani yang me miliki pohon cengkih 200 nohon keatas/luas tanah pertanian 200 are keatas; Lapisan II (sedang) adalah rumahtangga petani yang memiliki pohon cengkih antara 100 - 199 pohon/luas tanah pertanian anta- ra 100 199 are; Lanisan III (kurang mamnu) adalah rumahtangga petani yang memiliki mohon cengkih kurang dari 100 pohon/luas tanah mertanian kurang dari 100 are. Penelitian ini selanjutnya menemukan bahwa, dalam rekerjaan rumahtangga namnak ada kecenderungan makin tinggi kedudukan sosial ekonomi rumahtangga petani/makin banyak mohon cengkih atau luas tanah pertanian yang dimiliki rumahtangga metani, makin besar curahan tenaga kerja wanita. Rata-rata curahan tenaga sehari berkisar antara 5-6 jam, sementara pria berkisar antara 1 jam sehari. Walau pun nampak bahwa pria juga melakukan pekerjaan rumahtangga yang menunjuk pada adanya pergeseran nilai, namun dari pola kerja yang diamati dalam rumahtangga, namnak bahwa pekerjaan rumahtangga dianggap pekerjaan wanita dan kebiasaan ini diajarkan pada anak-anak dalam proses sosialisasi. Dalam hal curahan tenaga kerja, tidak terdapat perbedaan yang nyata (uji F) antara curahan tenaga kerja wanita antar lapisan nada pekerjaan rumahtangga. Berarti apa yang dikemukakan dalam hipotesa 1 bahwa makin tinggi kedudukan sosial ekonomi rumahtangga petani, makin besar curahan tenaga kerja wanita dalam pekerjaan rumahtangga, ternyata tidak dijumpai didesa ini. ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128957
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1987bma1.pdf
  Restricted Access
Fulltext5.18 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.