Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128771
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPartoatmodjo, Soeratno-
dc.contributor.advisorToelihere, Mozes R-
dc.contributor.advisorAunuddin-
dc.contributor.advisorRonohardjo, Purnomo-
dc.contributor.authorHardjoutomo, Suprodjo-
dc.date.accessioned2023-10-27T00:54:24Z-
dc.date.available2023-10-27T00:54:24Z-
dc.date.issued1987-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128771-
dc.description.abstractMenggalakkan Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan populasi ternak, khususnya sapi. Sejak Balai Inseminasi Buatan (BIB) didirikan di Lembang, Jawa Barat pada tahun 1975, maka terhitung tahun 1976 Indonesia telah mampu memproduksi semen beku. Penelitian mengenai jumlah serta jenis bakteri pada semen telah banyak dilakukan di luar negeri, tetapi tidak di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah serta jenis bakteri pencemar pada semen segar, semen terencer dan semen beku sapi perah serta untuk mengetahui keefektifan dosis penisilin-streptomisin (penstrep) dalam pengencer semen yang diterapkan oleh BIB Lembang. Dalam penelitian ini semen dari sepuluh pejantan sapi perah bangsa Friesian Holstein (FH) milik BIB ditampung dengan vagina buatan. Selanjutnya, semen segar tadi diproses dengan menambahkan bahan pengencer semen yang mengandung penstrep. Kemudian, semen terencer ini dibekukan. Semen beku yang dihasilkan disimpan dalam suatu bejana khusus berisi nitrogen cair bersuhu -196°C selama satu bulan. Sebelum itu, dari pejantan, lingkungan hidup pejantan dan lingkungan tempat bekerja serta peralatan. zerja untuk menampung semen, yang mungkin dapat bertindak sebagai sumber pencemaran semen, diidentifikasi kandungan bakterinya. Selaput lendir kulup dan urine pejantan merupakan sumber-sumber pencemaran bakterial semen yang utama di samping lingkungan dan peralatan penampung semen. Delapan genera bakteri, yaitu Alcaligenes, Bacillus, Enterobacter, Herellea, Micrococcus, Mima, Pseudomonas dan Staphylococcus terdapat pada semen segar dengan jumlah antara 353 dan 326 667, dengan rataan 57 389. Pada semen Eerencer dan semen beku, yang pada pemrosesan dibubuhkan penstrep dengan dosis 430 unit, 860 unit dan 1 290 unit, penisilin dan streptomisin, per satu mililiter pengencer semen, tidak lagi didapatkan pertumbuhan bakteri (P > 0.05). Dengan demikian, pembubuhan penstrep dalam pengencer berpengaruh terhadap pengurangan jumlah bakteri pada semen sapi perah (P < 0.01). Di samping itu, pembu- buhan penstrep ternyata tidak berpengaruh terhadap gerak (P>0.05) dan morfologi spermatozoa (P>0.05) pada semen beku yang disimpan selama satu bulan pada suhu -196°C Pada penelitian ini dosis penstrep sebagaimana dite- rapkan oleh BIB Lembang, dengan kandungan 860 IU penisilin dan 860 mikrogram streptomisin persatu mililiter pengencer, dapat dibuktikan keefektifannya. Dengan dosis tersebut, pertumbuhan bakteri pencemar pada semen berhasil di- tiadakan. Bahkan, dosis penstrep dalam pengencer semen masih dapat diturunkan menjadi setengah dari dosis yang sekarang diterapkan oleh BIB Lembang tanpa mengurangi keefektifannya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titleBakteri pencemar semen sapi perah dan pengaruh pembubuhan Penisilin-streptomicin dalam pengencer semenid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordSemenid
dc.subject.keywordStreptomycinid
dc.subject.keywordPenicillinsid
dc.subject.keywordSemenid
dc.subject.keywordCowsid
Appears in Collections:MT - Veterinary Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1987sha.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.15 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.