Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128555
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSumarti, Titik-
dc.contributor.authorWijayanto, Arif-
dc.date.accessioned2023-10-26T01:44:01Z-
dc.date.available2023-10-26T01:44:01Z-
dc.date.issued2005-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128555-
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah mengkaji kondisi sosial ekonomi keluarga BMP dan pelaku pengasuhan, interaksi antara pelaku pengasuhan dengan orang tua anak, bagaimana pola pengasuhan anak dalam keluarga BMP, dan dampak pola pengasuhan terhadap perilaku anak. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah, selama dua bulan (Juli-Agustus 2004). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan survey terhadap 30 rumah tangga BMP. Sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan strategi studi kasus. Adapun subyek kasus dipilih secara sengaja berdasarkan tipologi pelaku pengasuhan anak pada keluarga BMP. Terdapat empat kasus pelaku pengasuhan anak pada keluarga BMP yaitu; kasus I (Ayah sebagai pengasuh), kasus II (Kakak sebagai pengasuh), kasus III (Nenek sebagai pengasuh), dan kasus IV (Paman/Bibi sebagai pengasuh). Kondisi sosial ekonomi keluarga Buruh Migran Perempuan (BMP) di Desa Sukoharjo menunjukkan mayoritas pekerjaan kepala keluarga BMP sebagai buruh tani/buruh bangunan, dengan tingkat penghasilan rata-rata Rp300.000,00/bln. Tingkat pendidikan suami-istri rendah (SD). Mayoritas keluarga BMP memiliki dua orang anak dengan sebaran umur rata-rata 15 tahun atau pendidikan rata-rata setingkat SMP. Keluarga BMP memiliki tanggungan antara 3-5 orang. Mayoritas tipe keluarga BMP adalah keluarga inti. Rumah keluarga BMP sebagaian besar berdinding batu bata dan berlantai keramik. Keluarga BMP lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari sebagai prioritas utama mereka. Tipe keluarga Buruh Migran Perempuan (BMP) di Desa Sukoharjo, dapat digolongkan menjadi empat yaitu; (I) keluarga inti-cerai dengan Kakak sebagai pengambil alih pengasuhan, (2) keluarga inti-tidak cerai (utuh) dengan Ayah sebagai pengambil alih pengasuhan, (3) keluarga luas-cerai dengan Nenek sebagai pengambil alih pengasuhan, (4) keluarga luas-tidak cerai (utuh) dengan Kakek/Nenek atau Paman/Bibi sebagai pengambil alih pengasuhan. Pola-pola hubungan dalam keluarga Buruh Migran Perempuan (BMP) dapat dibagi menjadi tiga yaitu; hubungan suami-istri, hubungan orang tua-anak, dan hubungan antar saudara. Hubungan antara pelaku pengasuhan dengan orang tua anak dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe harmonis dan tipe tidak harmonis Pengukuran hubungan dapat dilihat dari kuantitas/frekuensi interaksi, kualitas, dan intensitas hubungan. Tipe hubungan yang harmonis antara pelaku dengan orang tua ditunjukkan pada pola hubungan suami-istri (Kasus I Ayah sebagai pengasuh) dan pola hubungan orang tua-anak (kasus II Kakak sebagai pengasuh). Tipe hubungan yang tidak hannonis ditunjukkan pada pola hubungan orang tua-anak (kasus III Nenek sebagai pengasuh) dan pola hubungan antar saudara (kasus IV Paman/Bibi sebagai pengasuh). Terdapat dua tipe pola pengasuhan anak pada keluarga Buruh Migran Perempuan (BMP) yaitu pola asuh Autoritatif dan pola asuh Penyabar. Pola asuh Autoritatif ditunjukkan pada kasus I (Ayah sebagai pengasuh) dan kasus II (Nenek sebagai pengasuh). Pela asuh Penyabar ditunjukkan pada kasus II (Kakak sebagai pcngasuh) dan kasus IV (Paman/Bibi sebagai pengasuh). Pola asuh Autoritatif mempunyai ciri yaitu cara pengasuhan yang cenderung membatasi (restrictive) dan pricritas/orientasi pada anak. Pola asuh Penyabar mempunyai ciri yaitu cara pengasuhan yang cenderung memperbo!ehkan (permissive) dan prioritas/orientasi pada anak. Pola pengasuhan Autoritatif dialami oleh K 1 dan K lll. Pada keluarga K 1, pola pengasuhan Autoritatif memiliki dampak positif pada kondisi fisik anak, prestasi sekolah, dan hubungan sosial (hubungan dengan orang tua, pertemanan, dan kerabat). Pada keluarga K HI, dampak positif hanya pada kondisi fisik, pertemanan, dan hubungan dengan kerabat/tetangga. Dampak negatif terdapat pada prestasi sekolah dan hubungan dengan orang tua khususnya keluarga Ibu Tr. Pola pengasuhan Penyabar dialami oleh K II dan K IV. Pada K II, pola pengasuhan Penyabar berdampak positif pada fisik, hubungan dengan orang tua, dan hubungan dengan kerabat/tetangga. Dampak negatif berkaitan dengan prestasi sekolah dan hubungan pertemanan. Pada K IV pola pengasuhan Penyabaran memiliki dampak positif pada kondisi fisik, prestasi sekolah, hubungan pertemanan, dan hubungan dengan kerabat/tetangga. Dan memiliki dampak negatif pada hubungan dengan orang tua.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCommunity Developmentid
dc.titlePola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Buruh Migran Perempuan. Kasus Keluarga Buruh Migran Perempuan (BMP) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMigran perempuanid
dc.subject.keywordPengasuhan anakid
dc.subject.keywordParentingid
Appears in Collections:UT - Communication and Community Development

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A05awi.pdf
  Restricted Access
Fulltext59.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.