Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128548
Title: Analisis indikator kemiskinan dan akses rumahtangga miskin terhadap lembaga keuangan mikro: studi kasus program ikhtiar di Kabupaten Bogor
Authors: Nuryartono, Nunung
Masyhuri, Miftahul
Issue Date: 2010
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Indonesia selain merupakan negara dengan populasi terbesar keempat dunia, juga merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah masyarakat miskin terbesar. Data tingkat kemiskinan mengindikasikan bahwa pada tahun 2004, jumlah penduduk dengan kategori miskin berjumlah 36 juta jiwa atau sebesar 17 persen dari total penduduk, dan sekitar 2/3 dari penduduk miskin tersebut hidup di area pedesaan. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas ekonomi dan pemberdayaan masyarakat merupakan agenda penting yang dapat menjadi solusi pengurangan kemiskinan di Indonesia khususnya di kota/kabupaten Bogor. Beberapa dekade yang lalu pertumbuhan ekonomi dipandang sebagai alat utama untuk menghapus kemiskinan dan memperbaiki kualitas hidup melalui dampak yang menetes ke bawah (tricle down effect). Namun dalam realitasnya, pertumbuhan ekonomi tidaklah secara otomatis mengurangi kemiskinan, malahan dalam beberapa hal menciptakan keresahan sosial. Kenyataan tersebut membuat orang berfikir untuk mencari model pembangunan alternatif selain strategi konvensional yang berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi tidak lagi dapat dianggap sebagai obat penghapus kemiskinan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kemiskinan dengan berbagai kebijakan, program dan proyek yang telah diluncurkan pemerintah baik melalui departemen maupun lintas departemen, seperti program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan lain sebagainya. Masalah kemiskinan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, harus ada sinergisasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat lokal. Pada penelitian ini dibahas bagaimana peran swasta dalam hal ini adalah Yayasan Peramu (Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Mustad’afin) melalui Program Ikhtiar. Peramu merupakan salah satu yayasan yang concern terhadap pemberdayaan masyarakat, dengan membentuk Baytul Maal (BM) Bogor Yayasan Peramu berupaya melakukan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat miskin dengan memanfaatkan dana Zakat, Infak, dan Shadakah (ZIS) melalui Program Ikhtiar. Program Ikhtiar merupakan program pendayagunaan dana ZIS berbasis pemberdayaan komunitas yang dilakukan melalui pelayanan keuangan mikro. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi indikator kemiskinan masyarakat miskin setelah mengikuti Program Ikhtiar dan juga menganalisis faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terhambatnya akses masyarakat miskin terhadap program tersebut. Untuk menganalisis indikator kemiskinan rumahtannga miskin, pada penelitian ini digunakan alat analisis headcount ratio, poverty depth index, dan severity index, responden kontrol digunakan agar hasil penelitian lebih akurat. Sedangkan untuk mengetahui faktor penghambat akses rumahtangga miskin terhadap Program Ikhtiar digunakan alat analisis logistic regression model. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Program Ikhtiar berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan anggota program dari rumahtangga miskin pedesaan, hal ini ditunjukkan oleh penurunan pada semua angka indikator kemiskinan rumahtangga anggota Program Ikhtiar, baik itu pada headcount ratio, poverty depth index, dan severity index. Nilai headcount ratio yang cenderung turun menunjukkan terjadinya penurunan jumlah rumahtangga miskin yang berada di bawah standar garis kemiskinan, yaitu yang semula berjumlah 55 orang menjadi 46 orang. Demikian pula dengan poverty depth index, penurunan indeks ini menunjukkan terjadinya peningkatan pendapatan rata-rata rumahtangga miskin sehingga cenderung mendekati garis kemiskinan. Dan terakhir severity index, penurunan indeks menunjukkan adanya distribusi pendapatan antar rumahtangga miskin yang lebih merata dibandingkan sebelum mereka mengikuti Program Ikhtiar. Sedangkan untuk responden kontrol, penurunan indikator kemisikinan hanya terjadi pada poverty depth index, sedangkan untuk headcount ratio tidak terjadi perubahan sama sekali, bahkan pada severity index, angka indeks kemiskinan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan rumahtangga yang tidak mengikuti Program Ikhtiar tidak mengalami perubahan yang berarti, bahkan distribusi pendapatan antar rumahtangga miskin cenderung lebih tidak merata. Pada analisis statistik akses rumahtangga miskin terhadap Program Ikhtiar, status pernikahan dan jumlah pendapatan per bulan rumahtangga berpengaruh signifikan terhadap akses. Dengan kata lain, jika responden memiliki status menikah maka peluang mereka akan lebih mudah untuk mengakses Program Ikhtiar, dan jika pendapatan per bulan responden relatif lebih tinggi maka peluang mereka lebih besar dalam mengakses pinjaman dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendapatan yang relatif lebih rendah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128548
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H10mma.pdf
  Restricted Access
Fulltext15.39 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.