Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128396
Title: Analisis Potensi Lansekap Pertanian Perkotaan Bagi Pengembangan Agrowisata di Kotamadya Padang
Authors: Zain, Alinda FM
Munandar, Aris
Oktarina, Dita
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Studi ini didasarkan pada permasalahan penurunan Ruang Terbuka Hijau sebagai elemen esensial dari struktur lansekap perkotaan. Pertanian perkotaan merupakan salah satu bentuk dari RTH yang juga mengalami penurunan luasan. Seperti halnya kota-kota lain, Kotamadya Padang juga memiliki masalah dalam penurunan RTH. Pembangunan di Kotamadya Padang dalam banyak hal tidak berdasarkan pada potensi yang dimiliki, melainkan lebih kepada tuntutan fisik sebuah kota yang sedang membangun sehingga menyebabkan berkurangnya ruang-ruang terbuka hijau termasuk ruang pertanian. Pengembangan pertanian perkotaan sebagai obyek agrowisata merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah penurunan RTH di Kotamadya Padang. Dijadikannya pertanian perkotaan sebagai obyek agrowisata, selain mempertahankan pertanian perkotaan sebagai RTH juga diharapkan terbentuk suatu hubungan yang seimbang dan saling menunjang antara kegiatan pertanian, kegiatan perekonomian dan kegiatan pariwisata. Tujuan dilakukannya studi ini adalah untuk menganalisis potensi lansekap pertanian perkotaan serta melihat perubahan penutupan dan penggunaan lahan pertanian, disamping itu juga mengidentifikasi lokasi-lokasi lansekap pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata. Studoi ini dilakukan di Kotamadya Padang, Provinsi Sumatera Barat pada bulan Maret 2004 sampai November 2004. Studi ini dilal(ukan dengan menggunakan metode analisis potensi lansekap pertanian perkotaan serta perubahan lahan pertanian dengan menggunakan analisis GIS. Selain itu juga digunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) untuk mengidentifikasi lokasi lansekap pertanian yang berpotensi sebagai obyek agrowisata, dengan pembobotan yang dilakukan oleh responden ahli yang merupakan orang-orang yang mengerti, memahami dan turut merencanakan arah perkembangan Kota Padang, terhadap kriteria karakter bentukan suatu lansekap pertanian dan karal'ter lokasi suatu lansekap pertanian. Dari studi ini diketahui bahwa kegiatan pertanian yang paling dominan di Kotamadya Padang adalah kegiatan pertanian sawah. Pertanian perkotaan sawah sebagai RTH mempunyai peranan dari sisi ekonomi, ekologi dan estetika. Dari sisi ekonomi kegiatan pertanian ini memberikan masukan untuk peningkatan pendapatan sehari-hari masyarakat. Dari sisi ekologi berfungsi mengendalikan temperatur yang menciptakan iklim mikro, sehingga suhu udara Kota Padang yang cukup panas sehari-harinya dapat sedikit diturunkan sehingga memberikan kenyamanan. Disamping itu melalui pemandangan yang indah dari hijauan juga memberikan nilai estetika tersendiri dan dapat memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat yang sifatnya menyegarkan fisik maupun mental. Dalam jangka waktu sebelas tahun dari tahun 1990 sampai tahun 2001, telah terjadi perubahan penutupan dan penggunaan lahan pertanian di Kotamadya Padang. Hasil analisis citra Landsat TM menunjukkan perubahan yang umumnya terjadi adalah konversi lahan pertanian sawah menjadi lahan terbangun. Perubahan penutupan dan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun 1990-2001 yang terbesar adalah perubahan dengan bertambah luasnya areal terbangun sebesar 4.058,57 ha. Selain areal terbangun, areal yang mengalami peningkatan luasan adalah areal perkebunan sebesar 2.425,41 ha. Disamping itu, ladang mengalamijuga mengalami peningkatan luasan dari 1,49% menjadi 2,49%. Sawah mengalami penurunan paling tajam yaitu sebesar 6.206 ha atau terjadi penurunan dari 17,64%·menjadi 8,71%. Penurunan lahan pertanian sawah selain karena menjadi lahan terbangun juga disebabkan karena adanya pengalihan fungsi lahan menjadi lahan kosong dan kebun campuran yang masing-masingnya mengalami peningkatan luasan sebesar 0,04% dan 2,04%. Pengembangan kegiatan agrowisata merupakan salah satu strategi atau alternatif yang diharapkan dapat mempertahankan keberadaan pertanian perkotaan sawah untuk mengurangi penurunan luasan RTH. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah. terjadinya konversi lahan pe1tanian sawah menj adi lahan terbangun secara besar-besaran. Menurut responden ahli yang terdiri dari Karyawan BAPPEDA Kotamadya Padang, Karyawan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kotamadya Padang serta Karyawan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kotamadya Padang, karal'ter kealamiahan merupakan karakter yang paling penting dari suatu bentukan lansekap pertanian dan karakter aksesibilitas merupakan karakter yang paling penting dari suatu lokasi lansekap pertanian sebagai obyek agrowisata. Sehingga dari hasil penghitungan nilai total diperoleh bahwa lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek agrowisata adalah Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan yang kurang berpotensi adalah Kecamatan Lubuk Begalung. Kegiatan agrowisata selain memberikan pemandangan yang indah dan alami yang dapat meningkatkan kualitas estetika lingkungan melalui kegiatan pertaniannya, menjaga keseimbangan ekologi sehingga memberikan kenyamanan melalui hijauan vegetasinya, juga dapat mempertahankan keberadaan pertanian perkotaan sebagai RTH dari konversi lahan dengan menjaga kelestariannya serta peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan adanya kegiatan agrowisata dapat membentuk suatu hubungan yang seimbang dan saling menunjang antara kegiatan pertanian, perekonomian dan pariwisata di Kotamadya Padang.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128396
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A05dok.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.