Karakterisasi dan analisis hubungan kekerabatan 27 aksesi pala (Myristica spp.) koleksi Balitri

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang karakter beberapa aksesi pala koleksi Balittri, korelasi antar karakter, pengaruh langsung dan tak langsung antara beberapa komponen produksi dengan produksi, dan hubungan kekerabatan antar aksesi pala yang dikarakterisasi. Penelitian menggunakan metode eksplorasi (survei) dengan mengamati morfologi dan produksi 27 aksesi pala betina, 11 pala jantan, dan 12 pala monoecious. Sampel yang diamati pada tiap aksesi adalah 10 helai daun dewasa, 10 runs ranting pada bagian tengah kanopi, 5 kuntum bunga, dan 10 buah matang. yang dipilih secara acak. Empat tahapan analisis data digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis korelasi, analisis lintas, analisis komponen utama, dan analisis gerombol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter yang relatif sama dalam penelitian ini adalah rasio lebar kanopi US-BT, jumlah lokus, diameter ranting. jumlah cabang, jumlah cabang per lokus, panjang ruas ranting, sudut cabang primer, panjang tangkai dam, bentuk daun, bentuk pangkal daun, aroma daun, jumlah bunga per kuntum, diameter bunga, panjang sumbu utama tangkai bunga, panjang tangkai bunga, panjang petal, panjang dan diameter tangkai buah, serta panjang, diameter, dan bentuk biji. Adapun karakter yang cenderung bervariasi antar aksesi yang diamati adalah tinggi pohon, lingkar batang, luas dam, bentuk pobon, bobot buah, panjang dan diameter buah, bentuk buah, bentuk ujung dan pangkal buah, bobot basah dan kering biji, bobot basah dan kering fuli, serta jumlah buah per pohon. Bagian generatif tanaman terutama bunga dan buah dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin pala. Karakter morfologi yang berkorelasi positif dan nyata dengan karakter produksi yaitu tinggi tanaman, lingkar batang, bobot basah fuli, dan bobot kering fuli (17-15-0.48, 13-15 0.50, F13-15-0.39, 14-15-0.61). Hasil analisis lintas menimjukkan bahwa lingkar batang berpengaruh tidak langsung terhadap produksi melalui tinggi tanaman dan bobot kering füli (-0.235, Py 0.151, P 0.055). Bobot basah, fuli, juga berpengaruh tidak langsung terhadap produksi melalui bobot kering fuli (ris-P3 0.312, P=0.113). Adapun karakter yang berpengaruh langsung terhadap produksi adalah tinggi tanaman dan bobot kering fuli (P-0.378, P 0.577). Analisis komponen utama menghasilkan delapan komponen utama dengan mereduksi 13 peubah dari 38 peubab asal. Tiga komponen utama dengan proporsi keragaman kumulatif sebesar 50.156 % digunakan untuk mengetahui hubungan kekerabatan melalui analisis gerombol. Pada tingkat kemiripan 90% terbentuk delapan gerombol. Gerombol I, II, III dan IV masing-masing hanya beranggotakan satu aksesi yaitu TM-373, BBD-160, G-100, BS-227. Gerombol V beranggotakan dua aksesi yaitu P-22 dan B-2. Gerombol VI beranggotakan B-3, B-129, Bt-131. Gerombol VII beranggotakan PJT-319 dan R-163. Gerombol I dicirikan oleh bunga yang relatif berukuran kecil, bentuk buah oblat, dan bentuk pangkal buah yang rata. Gerombol II, III, dan IV memiliki persamaan hampir pada semua karakter kualitatif kecuali tingkat diskolorisasi buah. Adapun karakter bentuk buah, bentuk pangkal dan ujung buah dari ketiga gerombol tersebut adalah sama yaitu agak lonjong, menonjol, dan bulat. Pemisahan ketiga gerombol ini lebih disebabkan oleh peubah karakter quantitatifnya. Gerombol V dicirikan oleh bentuk buah dan bentuk ujung buah yang bulat. Gerombol VI dicirikan oleh bentuk buah agak lonjong dan bentuk pangkal buah yang menonjol. Gerombol VII dicirikan oleh bentuk buah yang lonjong dengan bentuk pangkal dan ujung buah yang menonjol.