Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128056
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorKolopaking, Lala M.-
dc.contributor.authorAgmar, Nurul-
dc.date.accessioned2023-10-25T00:05:19Z-
dc.date.available2023-10-25T00:05:19Z-
dc.date.issued2012-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128056-
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengembangan kapasitas pengurus PLTMH terhadap pengelolaan PLTMH, mengetahui bagaimana aksesibilitas listrik masyarakat perdesaan pasca pembangunan PLTMH, mengetahui dan menganalisis bagaimana pemanfaatan listrik dari PLTMH mampu meningkatkan produktivitas, serta mengetahui bagaimana keberlanjutan PLTMH tercipta. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survai menggunakan instrumen kuisioner dan didukung pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus menggunakan instrumen wawancara mendalam, serta penelusuran dokumen terkait dengan pembahasan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 35 orang yang diperoleh melalui teknik simple random sampling dari 117 populasi sampel dengan menggunakan bantuan microsoft office excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aksesibilitas sosialisasi nilai PLTMH dengan kepatuhan responden terhadap norma PLTMH. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment pearson, diketahui 90,44 persen variasi aksesibilitas sosialisasi nilai PLTMH memberikan kontribusi pada variasi kepatuhan terhadap norma PLTMH. Aksesibilitas sosialisasi nilai PLTMH ini diukur dari bagaimana responden akses dan memahami nilai-nilai PLTMH yang disosialisasikan, serta menginformasikan nilai-nilai tersebut kepada orang lain. Nilai-nilai yang disampaikan diantaranya terkait kewajiban konsumen PLTMH untuk turut menjaga lingkungan sekitar, terutama kelestarian hutan sebagai penyimpan sumber air bagi mikrohidro, selain itu kewajiban dalam membayar iuran dan turut dalam gotong royong pemeliharaan saluran dan rumah turbin. Sosialisasi nilai PLTMH ini merupakan salah satu upaya pengembangan kelembagaaan. Sebagaimana diketahui bahwa keberlanjutan PLTMH bergantung dari ketersediaan uang kas yang memadai untuk pemeliharaan, bagaimana menggunakan dengan efisien listrik dari PLTMH agar mesin tidak cepat rusak, serta bagaimana alam mampu dijaga agar mendukung ketersediaan air bagi kelancaran mesin mikrohidro. Pengembangan kelembagaan mikrohidro tidak hanya diukur melalui sosialisasi nilai PLTMH, tetapi juga dari upaya pengembangan kapasitas pengurus yang diharapkan berdampak terhadap kinerja pengurus dalam mengelola PLTMH. Pengembangan kapasitas pengurus PLTMH diukur dari berapa banyak pelatihan yang telah diperoleh, baik pelatihan operasional maupun pelatihan manajemen keuangan PLTMH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengembangan kapasitas pengurus PLTMH dengan kinerja pengurus dalam mengelola kelembagaan PLTMH. Dua jenis pelatihan yang diberikan kepada pengurus, yaitu pelatihan teknis dan manajemen keuangan PLTMH. Pelatihan teknis berupa pengenalan mesin mikrohidro dan mekanisme kerjanya, serta pemasangan jaringan listrik. Pelatihan teknis ini diberikan langsung oleh pihak penyedia mesin, yaitu PT Cihanjuang yang berlokasi di Bandung. Manajemen keuangan PLTMH diajarkan secara informal berupa pengajaran singkat tentang pembukuan keuangan PLTMH, yakni terkait pemasukan bagi kas PLTMH yang bersumber dari konsumen. Secara keseluruhan pengurus PLTMH periode pertama memperoleh 3 macam pelatihan. Keterampilan yang diperoleh pengurus dari pelatihan cukup mempengaruhi kinerja mereka dalam mengelola PLTMH. Terbukti dari 6 kali terjadi kerusakan, 3 diantaranya mampu ditangani oleh pengurus sendiri tanpa harus memperbaikinya di bengkel yang khusus menangani mikrohidro. Ketika terjadi permasalahan jaringan kabel listrik ke rumah konsumen, dalam waktu 2-3 hari mampu ditangani oleh operator PLTMH. Akan tetapi, dalam hal manajemen keuangan, dirasakan oleh konsumen adanya permasalahan dalam transparansi keuangan PLTMH. Hal ini yang menyebabkan terjadinya perubahan pengurus, dikarenakan berkurangnya kepercayaan konsumen terhadap pengurus sebelumnya. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat aksesibilitas listrik PLTMH dengan tingkat pemanfaatan listrik PLTMH. Berdasarkan hasil uji korelasi product moment pearson, diketahui sebesar 66,91 persen variasi aksesibilitas listrik PLTMH memberi kontribusi terhadap variasi jenis pemanfaatan listrik. Tingkat aksesibilitas listrik diukur dari jenis paket tagihan listrik responden, sedangkan tingkat pemanfaatan listrik diukur dari jenis pemanfaatan listrik oleh responden. Sebanyak 16 rumahtangga dari total responden memanfaatkan listrik dari PLTMH hanya untuk penerangan, 8 rumahtangga memanfaatkan untuk penerangan dan televisi. Sebanyak 11 rumahtangga yang memanfaatkan untuk penerangan, televisi, dan alat-alat rumah tangga, serta tidak ada satupun rumahtangga yang memanfaatkan untuk usaha produktif, baik usaha individu maupun kolektif. Keberlanjutan PLTMH dilihat dari tetap tersedianya listrik dari PLTMH bagi konsumen. Ketersediaan listrik ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengurus dalam mengelola kelembagaan PLTMH, kepatuhan konsumen terhadap norma PLTMH, dan tingkat pemanfaatan listrik PLTMH. PLTMH Parakan Taraje telah mampu menyediakan listrik bagi seluruh konsumennya selama enam tahun, akan tetapi terdapat beberapa hal yang mengancam keberlanjutannya, terutama dari segi kelembagaan (manajemen keuangan dan pengelolaan unit usaha PLTMH) sebagai faktor internal dan masuknya PLN sebagai program listrik masuk perdesaan. Manajemen keuangan yang kurang baik dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap pengurus, dan tidak berjalannya unit usaha akan menyebabkan kurangnya kemandirian PLTMH dari segi keuangan. Masuknya PLN akan mempengaruhi peralihan konsumen kepada PLN, sebab mampu menyediakan energi listrik yang lebih banyak untuk kebutuhan yang juga terus meningkat. Apabila dilihat dari segi sosial PLN akan meminimalisir kelembagaan sosial yang terbentuk dari PLTMH seperti “ngariung” dan pembentukan kesadaran warga untuk turut menjaga kelestarian hutan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcHuman Ecology - Communication and Community Developmentid
dc.titlePengaruh Pengembangan Kelembagaan Mikrohidro Terhadap Ketersediaan Listrik di Perdesaanid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMycrohydro Power Plant institutional developmentid
dc.subject.keywordSustainability of Mycrohydro Power Plantid
Appears in Collections:UT - Communication and Community Development

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
I12nag.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.71 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.