Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127985
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad-
dc.contributor.authorGunawan, Irwanto-
dc.date.accessioned2023-10-24T23:17:47Z-
dc.date.available2023-10-24T23:17:47Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127985-
dc.description.abstractSektor pertanian merupakan mata pencaharian mayoritas penduduk Indonesia. Lebih dari 35 juta orang penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Salah satu subsektor dari sektor pertanian adalah hortikultura. Sejauh ini kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB cenderung mengalami peningkatan dan kontribusi PDB terbesar masih dari buah-buahan dan sayuran. Para ahli gizi telah menemukan hubungan antara kesehatan dengan makanan yang kita konsumsi. Sayuran dan buah-buahan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh manusia. Sehingga ketersediaanya menjadi sangat penting. Ketika pasar terintegrasi, terjadinya gejolak harga akan mempengaruhi ketersediaan dan akses (daya beli) masyarakat. Syarat kecukupan (sufficiency condition) terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga atau individu adalah bahwa harga pangan terjangkau daya beli masyarakat. Transmisi dan pemanfaatan informasi diantara berbagai pasar dapat mengakibatkan harga dari komoditas tertentu bergerak secara bersamaan di berbagai pasar tersebut. Kondisi ini menunjukkan keberadaan integrasi pasar yang merupakan salah satu indikator penting efisiensi dalam pemasaran. Untuk menjaga ketahanan pangan agar dalam kondisi yang baik diperlukan adanya intervensi pemerintah, khususnya kebijakan harga baik di tingkat produsen maupun konsumen. Kemampuan pemerintah untuk menentukan kebijakan harga yang tepat akan sangat ditentukan bagaimana pemahaman para pengambil kebijakan terhadap struktur, tingkah laku, dan efektivitas pasar. Salah satu caranya adalah dengan memahami kekuatan relatif suatu pasar serta mekanisme transmisi harga dari satu pasar ke pasar lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pergerakan harga produsen dan menganalisis integrasi spasial pasar sayur di Indonesia. Untuk menjawab tujuan penelitian tersebut digunakan Engle-Granger Cointegration Test, model Ravallion dan Index of Market Connection (IMC) dengan bantuan program komputer Eviews 6 dan Microsoft Excel. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa provinsi yang tidak melakukan perdagangan dengan Pasar Induk Kramat Jati memiliki pergerakan harga yang berbeda bahkan beberapa provinsi memiliki harga produsen yang jauh lebih besar dari harga di Pasar Induk Kramat Jati. Hasil uji ADF pasar komoditi cabe merah besar terkointegrasi paling lemah dibandingkan dengan komoditi lain. Bawang merah dan tomat terkointegrasi kuat dibandingkan kubis dan kentang. Dari hasil estimasi menggunakan model Ravallion dapat disimpukan : a. Tidak terjadi integrasi jangka pendek antara harga produsen di sentra produksi dengan harga di Pasar Induk Kramat Jati untuk komoditi sayuran. Tetapi provinsi yang melakukan perdagangan dengan Pasar Induk Kramat Jati relatif terintegrasi dibandingkan provinsi yang tidak melakukan perdagangan dengan Pasar Induk Kramat Jati. b. Tidak terjadi integrasi jangka panjang antara harga produsen komoditi sayuran di sentra produksi dengan harga sayuran di Pasar Induk Kramat Jati. Volume pasokan di Pasar Induk Kramat Jati kurang berpengaruh terhadap pembentukkan harga produsen di sentra produksi. Hanya berpengaruh pada komoditi cabai merah besar dan sebagian provinsi sentra produksi kubis. Sehingga Pasar Induk Kramat Jati belum mampu menjadi barometer harga sayuran bagi provinsi – provinsi di sentra produksi di Indonesia. Pasar Induk Kramat Jati belum mampu menjadi barometer harga sayuran bagi provinsi – provinsi di sentra produksi di Indonesia bahkan bagi provinsi yang melakukan perdagangan dengan Pasar Induk Kramat Jati. Untuk itu informasi mengenai pergerakan harga dan volume pasokan di Pasar Induk Kramat Jati perlu dipublikasi lebih baik lagi melalui media massa dan internet atau sarana publikasi lainnya. Serta data yang tercantum harus diperbaharui setiap hari agar informasi yang diterima petanin semakin akurat. Hal tersebut akan meningkatkan derajat integrasi pasar. Memperkuat asosiasi petani untuk memudahkan para petani memperoleh informasi – informasi yang dibutuhkan, seperti harga kondisi produksi di wilayah lain, cuaca, tingkat permintaan konsumen dan lain sebagainya. INTEGRASIid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomics and management Ecid
dc.subject.ddcEconomics and development studiesid
dc.titleIntegrasi spasial pasar sayur di Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordIntegrasi spasialid
dc.subject.keywordIntegrasi pasarid
dc.subject.keywordModel ravallionid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordInstitut Pertanian BogorIid
dc.subject.keywordPBid
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H10igu.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.28 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.