Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127955
Title: Pengaruh konsentrasi BAP dan sukrosa terhadap multiplikasi tunas temulawak, Curcuma xanthorriza Roxb. secara vitro
Authors: Efendi, Darda
Churiyah
Rusnanda, Yustika
Issue Date: 2007
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh BAP dan sukrosa terhadap pertumbuhan dan perkembangan tunas temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 Februari 2007. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Laboratorium Kultur Jaringan Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Ciampea, Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Faktor pertama adalah konsentrasi BAP terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 1, 2, dan 3 mg/l dan faktor kedua adalah konsentrasi sukrosa terdiri dari 4 taraf yaitu 30, 40, 50, dan 60 g/l. Dengan demikian terdapat 16 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 64 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 botol yang masing-masing berisi 1 eksplan. Perlakuan BAP 3 mg/l dan sukrosa 40 g/1 menunjukkan kecenderungan jumlah daun yang lebih banyak pada 1-8 MSP, meskipun secara statistik pada 6 8 MSP tidak menunjukkan adanya interaksi antara BAP dan sukrosa. Pada penelitian ini perlakuan BAP 3 mg/l dan sukrosa 40 g menghasilkan pertambahan jumlah daun paling baik. Namun, secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa BAP dengan sukrosa 30 g/l. Perlakuan BAP berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah tunas dibandingkan dengan perlakuan tanpa BAP. Perlakuan BAP dapat meningkatkan jumlah tunas, tetapi konsentrasi BAP 1 mg/l - 3 mg/l tidak memberikan hasil yang berbeda nyata secara statistik. BAP 1 mg/l dapat menghasilkan panjang akar- paling baik. Pada umur 8 MSP dihasilkan panjang akar yang terpanjang dengan nilai rata-rata sebesar 4.31 cm... Sehingga, konsentrasi BAP 1 mg/l adalah konsentrasi yang terbaik untuk perbanyakan tunas temulawak. Pada umur 18 MSP sukrosa dengan konsentrasi 40 g/l cenderung meningkatkan jumlah akar dan tinggi tanaman pada eksplan. Pada 8 MSP dihasilkan jumlah akar terbanyak dengan rata-rata sebesar 36.50. Sedangkan, pada umur 8 MSP dihasilkan tinggi tanaman yang tertinggi yaitu sebesar 11.08 cm. Sehingga, merupakan konsentrasi yang terbaik untuk perbanyakan tunas temulawak. Dari peubah jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, tinggi tanaman, dan panjang akar maka perlakuan BAP 1 mg/l atau sukrosa 40 g/l dapat digunakan untuk perbanyakan temulawak secara in vitro.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127955
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A07yru.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.92 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.