Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127886
Title: Perilaku Api Pada Areal Penyiapan Lahan di Hutan Sekunder Munggaram Kabupaten Kampar Propinsi Riau
Authors: Saharjo, Bambang Hero
Jamalis
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 /l 998 meliputi areal seluas 10 juta ha, dan telah membuka mata dunia bahwa telah terjadi suatu kesalahan besar dalam pengelolaan hutan di Indonesia. Rusaknya hutan akan memunculkan hutan sekunder dan akan rnenjadi sasaran berikutnya untuk penyiapan lahan guna berbagai kepentingan. Api merupakan alat yang murah, mudah dan efektif dalam penyiapan lahan serta dapat menghasilkan hara mineral gratis dari abu pembakaran namun bersifat temporer. Perilaku api dipengaruhi oleh karakteristik bahan bakar, keadaan cuaca, topografi dan waktu terjadinya kebakaran. Dengan mengetahui perilaku api maka akan sangat membantu dalam rnengantisipasi terjadinya kebakaran yang lebih besar, mengurangi kerugian dan dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh kebakaran. Penelitian tentang perilaku api pada penyiapan lahan dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2004 di hutan sekunder Munggaram Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Dalam penelitian ini dibuat 3 plot pembakaran dengan ukuran masing-masing plot 20 x 20 m. Parameter yang diukur antara lain kondisi cuaca, karakteristik bahan bakar dan perilaku api dengan tujuan untuk rnengetahui perilaku api pada penyiapan lahan di hutan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi cuaca di plot 1 dan plot 3 1idak memperlihatkan perbedaan yang besar dimana suhu clan kelembaban udara pada kedua plot tersebut adalah 37 °C dan 47 % serta 38 °C dan 45 % dengan kecepatan angin masing-masing 1.68 m/detik dan 2.25 m/detik. Sernentara itu kondisi cuaca pada plot 2 memperlihatkan kondisi yang lebih baik untuk dilakukan pembakaran dimana suhu udara adalah 38 °C, kelembaban udara 39 % dan kecepatan angm 1.96 m/detik . Pada plot 1 dengan potensi bahan bakar sebesar 96.85 ton/ha, ketebalan bahan bakar 97.65 cm, kadar air bahan bakar berkisar dari 19.44-23.79 % dan kecepatan angin 1.68 m/detik menghasilkan tinggi api 3 .36 m dan kecepatan penjalaran api 1.36 m/menit. Plot 2 dengan potensi bahan bakar sebesar 97.77 ton/ha, ketebalan bahan bakar 115.03 cm, kadar air bahan bakar berkisar 19.49-26.97 % dan kecepatan angin 1.96 m/detik menghasilkan tinggi api 3.46 m dan kecepatan penjalaran api 1.68 m/menit. Plot 3 dengan potensi bahan bakar 87,33 ton/ha, ketebalan bahan bakar• 105.35 cm, kadar air bahan bakar berkisar dari 13.65-19.93 % dan kecepatan angin 2.25 m/detik menghasilkan tinggi api 2.68 m dan kecepatan penjalaran api 1.61 m/rnenit. Rata-rata tinggi nyala api tertinggi terdapat pada plot 2 yaitu 3.46 m, sementara yang terendah terdapat pada plot 3 yaitu sebesar 2.68 m. Hal ini disebabkan karena pada plot 3 mempunyai kecepatan angin yang tinggi yaitu sebesar 2.25 m/detik sehingga mengakibatkan lidah api yang panjang. Kecepatan penjalaran api tertinggi terdapat pada plot 2 dan plot 3 kemudian pada plot 1 yaitu masing-masing sebesar 1.68 m/menit, 1.61 m/menit dan 1.36 m/menit. Suhu nyala api tertinggi terdapat pada plot 3 yaitu sebesar 1000 °C, sedangkan pada plot 1 dan plot 2 masing-masing sebesar 960 °C dan 900 °C. Plot 3 memiliki suhu nyala api kbih tinggi karena kadar air pada plot ini lebih kecil di bandingkan dengan plot yang lainnya. Besarnya intensitas kebakaran dipengaruhi oleh tinggi a.pi pada masing-masing plot. Intensitas kebakaran tertinggi berada pada plot 2 yaitu sebesar 5046.93 kw/m, dan terendah adalah pada plot 3 yaitu sebesar 2541.79 kw/m. Panas per unit area tertinggi adalah pada plot 1 yaitu sebesar 2466.24 kj/m2 dan terendah pada plot 3 yaitu sebesar 1329.92 kj/m · Dari basil penelitian diperoleh fakta bahwa pengeringan bahan bakar selama minggu akan sangat mempengaruhi keadaan kadar air bahan bakar hingga mencapai kadar air yang dapat mengurangi bm1yaknya asap yang dihasilkan dari proses pembakaran. Ketebalan bahan bakar yang semakin tinggi dan kadar air bahan bakar yang rendah akan menghasilkan tinggi api yang maksimum. Potensi bahan bakar yang tinggi dan tinggi api yang maksimum kebakaran yang hebat serta akan tercipta suhu nyala api tinggi, sedangkan penurunan tinggi api dan turunnya potensi bahan bakar serta kecepatan penjalaran api akan menyebabkan menurunnya intensitas kebakaran dan panas per unit area.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127886
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E05jam.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.62 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.