Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127833
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSibarani, Sudjana-
dc.contributor.advisorM. Khumaidi-
dc.contributor.advisorHusaini-
dc.contributor.authorSaragih, Raskita-
dc.date.accessioned2023-10-24T00:27:14Z-
dc.date.available2023-10-24T00:27:14Z-
dc.date.issued1987-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127833-
dc.description.abstractPengujian indikator peramalan krisis konsumsi pangan didasarkan pada data/informasi yang diperoleh dari penyusunan kalender pertanian dan riwayat krisis konsumsi pangan. Untuk menyusun kalender pertanian dikumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dikumpulkan dari pelaporan rutin Instansi Pertanian meliputi data luas tanam, luas panen, luas kerusakan serta jumlah produksi jagung dan padi (sawah dan ladang). Data kualitatif meliputi jenis tanaman utama, musim tanam, musim panen dan masa paceklik dikumpulkan melalui wawancara kepada responden di tingkat Kecamatan dan Kabupaten.dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data untuk menyusun riwayat krisis konsumsi pangan dikumpulkan melalui wawancara kepada responden di tingkat Kecamatan dan Kabupaten, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Jumlah responden di tingkat Kecamatan sebanyak 5 orang dan di tingkat Kabupaten sebanyak 10 orang. Responden di tingkat Kecamatan adalah camat, Mantri Tani (Mantan), Staf puskesmas, staf Kesra Kantor Kecamatan dan tokoh masyarakat. Responden di tingkat Kabupaten adalah kepala dan staf Dinas Kesehatan, kepala dan staf Dinas Pertanian, staf kantor sosial serta kepala dan staf bagian Kesra kantor Pemda Kabupaten Belu. Hasil penelitian menunjukkan indikator persentase Luas Panen Jagung (LPJ) merupakan indikator yang paling sensitif (peka) dan paling spesifik (khas), untuk meramalkan krisis konsumsi pangan. Bila LPJ kurang 60 persen dari total luas lahan, dapat merupakan tanda kemungkinan besar Sakan terjadi krisis konsumsi pangan di Kabupaten Belu. Indikator Jumlah Produksi Jagung (JPJ) juga merupakan indikator yang cukup peka dan cukup khas untuk meramal situasi pangan. Nilai batas JPJ di bawah 1 200 Kalori/kapita/hari dapat digunakan sebagai batas klasifikasi keadaan krisis konsumsi pangan mulai dari tingkat sedang sampai sangat parah, di 6 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Belu. ..id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcRice consumptionid
dc.subject.ddcMaize consumptionid
dc.subject.ddcForecast indicatorsid
dc.titleStudi pengujian indikator peramalan krisis konsumsi pangan pokok jagung dan berasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordZea maysid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1987RSA.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.99 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.