Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127801
Title: Analisis sektor basis perekonomian dan peranannya dalam mengurangi ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Riau
Authors: Rindayati, Wiwiek
Sustri, Reuni
Issue Date: 2010
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi dengan sumber daya alam yang cukup besar. Kekayaan alamnya yang terbesar berupa minyak bumi telah memberikan kontribusi dalam proporsi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dimiliki. Hal ini juga berdampak pada munculnya sektor pertambangan sebagai sektor paling dominan dalam PDRB Riau karena minyak bumi merupakan bagian dari sektor pertambangan. Sebagai salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui maka dominannya sektor pertambangan dan besarnya ketergantungan terhadap sektor ini akan menjadi kendala dalam perekonomian Riau dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh keberadaan sektor tersebut sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan pertumbuhannya sudah sangat kecil sekali. Sehingga sektor alternatif perlu dicari untuk menggantikan peranan sektor yang menjadi andalan ini, karena apabila minyak bumi dieksploitasi secara terus menerus maka ketersediaannya akan semakin menipis. Selain itu terlalu dominannya sektor ini diduga telah menyebabkan terjadinya ketimpangan yang berawal dari ketimpangan sektoral, kemudian menjadi ketimpangan yang terjadi antar kabupaten/kota. Ketimpangan sektoral terjadi karena sektor pertambangan dan penggalian yang terlalu dominan sehingga mengakibatkan potensi sektor-sektor lain tidak terlalu terlihat potensinya. Sedangkan ketimpangan pendapatan antar wilayah terjadi karena distribusi PDRB dari sektor pertambangan terutama subsektor migas itu sendiri tidak merata, dimana distribusinya hanya terpusat pada wilayah yang menjadi pusat penghasil sektor itu saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sektor-sektor yang menjadi basis pada perekonomian dengan migas dan juga yang berpotensi menjadi basis apabila migas dikeluarkan. Hal ini dilakukan agar diketahui sektor-sektor yang berpotensi menggantikan peranan subsektor migas sehingga pengembangannya lebih lanjut dapat mengurangi dominasi dan ketergantungan terhadap migas. Selanjutnya akan dianalisis tingkat ketimpangan untuk mengetahui bagaimana peranan keberadaan migas dalam menyebabkan ketimpangan. Analisis terakhir akan dilihat peranan sektor basis dalam mengurangi ketimpangan agar pembangunan daerah dapat dilakukan secara seimbang antara pertumbuhan dan juga pemerataan. Pada penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) dalam menentukan sektor basis dan metode Indeks Williamson untuk melihat tingkat ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Riau dengan periode analisis dari tahun 2001 sampai 2007. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari data Produk Domestik Regional Bruto baik menurut kabupaten/kota maupun Provinsi Riau serta data Produk Domestik Bruto Indonesia berdasarkan harga konstan 2000. Selain itu juga menggunakan data jumlah penduduk kabupaten/kota pada Provinsi Riau. Hasil perhitungan nilai LQ diseluruh sektor perekonomian menunjukkan hanya terdapat 2 sektor yang menjadi sektor basis yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai LQ terbesar yaitu 5,99 pada tahun 2007 untuk sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan perhitungan dengan mengeluarkan unsur migas menghasilkan sektor basis yang lebih banyak yaitu sektor pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa. Nilai LQ terbesar dihasilkan oleh sektor pertanian pada tahun 2002 (LQ=2,82). Ketimpangan pendapatan Provinsi Riau dengan migas termasuk dalam ketimpangan taraf tinggi karena nilai indeks ketimpangan (indeks Williamson) yang diperoleh selama periode analisis mendekati 1 (satu). Seme ntara itu ketimpangan pendapatan Provinsi Riau dengan mengeluarkan migas termasuk dalam kategori ketimpangan taraf rendah karena nilai indeks Williamson yang diperoleh mendekati 0 (nol). Dari hasil perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa subsektor migas menyebabkan ketimpangan yang tinggi pada Provinsi Riau. Diantara semua sektor yang dihasilkan sebagai sektor basis, maka yang memiliki peranan paling besar dalam mengurangi ketimpangan pendapatan dalam perekonomian dengan migas adalah sektor pertanian dengan pengurangan ketimpangan rata-rata dari tahun 2001-2007 adalah sebesar 19,37 persen. Sementara itu sektor basis yang berperan paling kecil dalam mengurangi ketimpangan adalah sektor angkutan dengan rata-rata pengurangan ketimpangan selama periode analisis sebesar 3,25 persen. Sektor pertambangan merupakan satu-satunya sektor basis yang justru berperan dalam meningkatkan ketimpangan Saran yang dapat direkomendasikan untuk pemerintah daerah adalah agar dapat memberikan perhatian yang lebih serius terhadap sektor-sektor basis terutama terhadap sektor basis yang bukan hanya meningkatkan pertumbuhan yang tinggi tapi juga berperan dalam penurunan tingkat ketimpangan pendapatan di Provinsi Riau karena sektor basis ini dapat berpotensi meningkatkan pendapatan ekonomi secara menyuluruh dan mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor non basis.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127801
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H10rsu.pdf
  Restricted Access
1.89 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.