Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127762
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorArdiansyah, Muhammad-
dc.contributor.advisorSabiham, Supiandi-
dc.contributor.authorTitah, Wahyuning-
dc.date.accessioned2023-10-23T15:47:01Z-
dc.date.available2023-10-23T15:47:01Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127762-
dc.description.abstractTanaman kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang banyak dikembangkan di Indonesia. Peningkatan kebutuhan kelapa sawit mendorong terjadinya perubahan pola penggunaan lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dinamika penutupan/penggunaan lahan dan perkebunan sawit, dan untuk menduga serapan/ perubahan simpanan karbon dari perubahan penggunaan lahan pada tanah gambut dan tanah mineral di Kabupaten Pelalawan dan Siak dari tahun 1990 hingga 2013. Metode yang digunakan meliputi interpretasi dan reintrepretasi citra Landsat, identifikasi perubahan penutupan/ penggunaan lahan dan estimasi serapan/ perubahan simpanan karbon. Perubahan penggunaan lahan terbesar yang terjadi dari tahun 1990 sampai 2013 di Kabupaten Pelalawan adalah perubahan penggunaan lahan menjadi hutan tanaman (193.064 ha, 29%) yang umumnya berasal dari hutan rawa sekunder dan hutan lahan kering sekunder. Perubahan tersebut diikuti dengan perubahan lahan menjadi perkebunan sawit (180.837 ha, 28%), umumnya berasal dari hutan rawa sekunder dan semak belukar rawa. Perubahan terbesar juga diikuti dengan perubahan lahan menjadi semak belukar (111.911 ha, 17%) yang umumnya berasal dari hutan lahan kering sekunder dan hutan rawa sekunder. Di Kabupaten Siak perubahan penggunaan lahan terbesar adalah perubahan menjadi perkebunan sawit (120.871 ha, 33%) umumnya berasal dari hutan rawa sekunder dan hutan lahan kering sekunder. Perubahan terbesar berikutnya adalah perubahan menjadi hutan tanaman (126.825 ha, 29%) yang umumnya berasal dari hutan rawa sekunder dan hutan lahan kering sekunder. Perubahan tersebut diikuti dengan perubahan menjadi semak belukar (61.858 ha, 16%), umumnya berasal dari hutan lahan kering sekunder. Penambahan luas perkebunan sawit terbesar yang berasal dari lahan hutan (hutan lahan kering sekunder dan hutan rawa sekunder) dan dari lahan non-hutan (semak belukar rawa dan lahan terbuka) masing-masing terjadi pada periode 1990-2000 dan 2011-2013, dimana di Kabupaten Pelalawan umumnya di tanah mineral dan di Kabupaten Siak di tanah gambut. Pada periode 1990-2000, penambahan luas lahan perkebunan sawit dari hutan rawa primer di Kabupaten Pelalawan hanya sekitar 1% dan sisanya dari hutan sekunder, sedangkan di Kabupaten Siak tidak ada penambahan luas perkebunan sawit dari hutan rawa primer. Kehilangan simpanan karbon terbesar akibat konversi lahan hutan (hutan lahan kering sekunder dan hutan rawa sekunder) menjadi perkebunan sawit pada periode 1990-2000 adalah 125.162 tC per tahun di Kabupaten Pelalawan dan 167.258 tC per tahun di Kabupaten Siak, sedangkan serapan karbon terbesar akibat konversi lahan non-hutan (semak belukar rawa dan lahan terbuka) menjadi sawit masing-masing 391.534 tC per tahun di Kabupaten Pelalawan (2003-2006) dan 118.459 tC per tahun di Kabupaten Siak (2011-2013).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agriculture University (IPB)id
dc.subject.ddcAgricultureid
dc.subject.ddcLand Resource Managementid
dc.titleDinamika penggunaan lahan perkebunan sawit dan simpanan karbon di Kabupaten Pelalawan dan Siak tahun 1990-2013id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordcarbon sequestrationsid
dc.subject.keywordcarbon stock changeid
dc.subject.keyworddynamics of oil palm plantationid
dc.subject.keywordland cover/ land use changeid
Appears in Collections:UT - Soil Science and Land Resources

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A16wti.pdf
  Restricted Access
Fultext3.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.