Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126860
Title: Analisis dampak sektor industri pengolahan terhadap ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten
Authors: Rindayati, Wiwiek
Nisa, Rahmah Khairun
Issue Date: 2010
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Banten sebagai provinsi baru yang telah memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat telah menerapkan kebijakan otonomi daerah yaitu sejak tanggal 4 Oktober 2000. Wilayah Banten terbagi menjadi wilayah Banten Utara dan wilayah Banten Selatan, wilayah Banten Utara terdiri dari Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang yang merupakan kawasan industri, sedangkan wilayah Banten Selatan yang didominasi oleh kawasan pertanian terdiri dari Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Sektor industri pengolahan mendominasi perekonomian di Provinsi Banten. Kehadiran industri-industri terbukti telah mendorong kemajuan ekonomi bagi Banten. Ketimpangan antar wilayah yang terjadi di Banten disebabkan dominasi sektor industri pengolahan di wilayah utara. Dominasi sektor industri ini dapat dirasakan khususnya sebagai penyumbang PDRB dan penyedia lapangan kerja. Kontribusi sektor industri pengolahan yang cukup besar dapat terlihat dari progres perekonomian Provinsi Banten yang tercermin dari PDRB dimana dapat diketahui PDRB Banten mengalami kemajuan yang berarti. Perkembangan yang cukup baik ini ternyata didukung kuat oleh sektor industri pengolahan yang mempunyai kontribusi lebih dari setengah PDRB. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketimpangan antar wilayah yang ditimbulkan oleh ketimpangan sektoral karena tumbuhnya sektor industri pengolahan di Banten, namun pertumbuhannya tidak merata ke seluruh wilayah di Provinsi Banten. Selain itu diidentifikasi juga sub sektor industri pengolahan yang mampu mengurangi ketimpangan antar wilayah. Pada penelitian ini, untuk melihat tingkat ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten digunakan metode Indeks Williamson. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data PDRB Provinsi Banten atas dasar harga konstan 2000, data kependudukan masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Banten, data distribusi PDRB Provinsi Banten ADHK 2000 yang dirinci menurut lapangan usaha (sektor), data ketenagakerjaan sektor industri pengolahan di Provinsi Banten. Periode waktu yang digunakan yaitu tahun 2001-2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten selama periode analisis (2001-2008) termasuk dalam kategori ketimpangan yang tinggi karena nilai indeks ketimpangan mendekati nilai 1 (satu). Nilai Indeks Williamson dengan mengikutsertakan sektor industri pengolahan lebih besar yaitu antara 0,633685532-0,681970196. Sedangkan nilai Indeks Williamson tanpa mengikutsertakan sektor industri pengolahan berkisar antara 0,490110358-0,590550023. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Banten. Namun, dominasi sektor industri pengolahan mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap ketimpangan yang terjadi di Banten. Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara PDRB sektor industri pengolahan dan Indeks Williamson, artinya peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan akan meningkatkan ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten. Analisis korelasi yang lain menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif antara PDRB sektor industri pengolahan dengan PDRB per kapita Provinsi Banten. Hal ini menunjukkan kontribusi sektor industri pengolahan mampu meningkatkan PDRB per kapita Provinsi Banten. Dilakukan pula uji korelasi antara Indeks Williamson dengan PDRB masing-masing sub sektor dari sektor industri untuk mencari nilai korelasi yang paling kecil. Industri semen dan barang galian bukan logam mempunyai nilai korelasi yang paling kecil. Artinya industri ini memberikan pengaruh untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten. Hal ini disebabkan karena industri tersebut merupakan industri padat sumber daya alam yang berbahan baku lokal. Selain potensi bahan galian, Banten Selatan juga memiliki potensi pertanian yang bagus untuk dikembangkan. Beberapa komoditas unggulan yang terdapat di Banten Selatan akan memberikan nilai tambah bila di wilayah selatan dikembangkan industri agro untuk mengolah potensi komoditas unggulan tersebut. Sehingga dapat mengurangi ketimpangan antara Banten Utara dengan Banten Selatan. Sektor industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar terhadap PDRB Provinsi Banten tapi mempunyai pertumbuhan yang relatif kecil dan penyerapan tenaga kerjanya tidak sebanding dengan besar kontribusinya. Oleh karena itu perlunya perhatian dan dukungan terhadap sektor industri pengolahan terutama pada sub sektor industri pengolahan yang bersumber daya lokal (industri semen dan barang galian bukan logam) dan industri agro, sehingga mampu memberdayakan potensi yang terdapat di wilayah Banten Selatan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126860
Appears in Collections:UT - Economics and Development Studies

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
H10rkh.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.08 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.