Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Perbankan Syariah Indonesia

Abstract

Likuditas merupakan salah satu permasalahan dalam perbankan termasuk perbankan syariah, disebabkan perbedaan pengelolaan likuiditas serta perubahan kinerja internal dan makroekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor- faktor apa yang mempengaruhi pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) dalam hal likuiditas. data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat agregat periode Januari 2015-Juni 2022. Metode yang digunakan NARDL (Nonlinear Autoregressive Distributed Lag) dikarenakan metode ini lebih sensitif melihat sebuah hubungan jangka pendek dan jangka panjang dengan data yang bersifat tidak linier. Hasil penelitian menunjukkan pada periode Januari 2015 – Juni 2022, pada BUS penggunaan rasio ALA lebih sensitif terhadap perubahan kinerja-kinerja internal dan faktor-faktor makroekonomi jika dibandingkan dengan rasio FDR, pada UUS penggunaan rasio FDR lebih sensitif terhadap perubahan kinerja-kinerja internal dan faktor-faktor makroekonomi jika dibandingkan dengan rasio ALA. Pada periode Januari 2015- Maret 2020, pada BUS maupun UUS menunjukkan rasio FDR lebih sensitif terhadap perubahan kinerja-kinerja internal dan faktor-faktor makroekonomi jika dibandingkan dengan rasio ALA. Panjang pendeknya data penelitian mempengaruhi hasil. Perbedaan pengaruh rasio likuiditas antara BUS dan UUS disebabkan karna hubungan antar FDR dan ALA berbeda. Pada BUS FDR dan ALA mempunyai hubungan yang sangat erat sehingga dapat diartikan ekspansi pembiayaan berjalan sangat hati-hati dan tidak bisa terlalu agresif. Risiko likuiditas pada BUS lebih besar mengingat komposisi DPK yang lebih beragam. Pada UUS FDR dan ALA tidak mempunyai hubungan yang tidak terlalu erat dapat diartikan terdapat faktor lain yang mempengaruhi likuiditas UUS. Ekspansi pembiayaan tidak terlalu memerlukan kondisi likuiditas dikarenakan komposisi DPK tidak seberagam BUS.

Liquidity is one of the problems in banking, including Islamic banking, due to differences in liquidity management and changes in internal and macroeconomic performance. This study aims to see what factors affect Islamic Commercial Banks (ICB) and Sharia Business Units (SBU) regarding liquidity. The data used in this study are secondary data aggregated from January 2015-June 2022. The method used is NARDL (Nonlinear Autoregressive Distributed Lag) because this method is more sensitif to seeing a short-term and long-term relationship with data that is not linear. The results showed that in the period January 2015 - June 2022, in ICB, the use of the ALA ratio was more sensitif to changes in internal performance and macroeconomic factors when compared to the FDR ratio; in SBU, the use of the FDR ratio was more sensitif to changes in internal performance and macroeconomic factors when compared to the ALA ratio. In the period January 2015- March 2020, ICB and SBU show that the FDR ratio is more sensitif to changes in internal performance and macroeconomic factors when compared to the ALA ratio. The short length of the research data affects the results. The difference in the effect of liquidity ratios between ICB and SBU is due to the different relationship between FDR and ALA. In ICB, FDR and ALA have a very close relationship, so it can be interpreted that financing expansion is very careful and cannot be too aggressive. Liquidity risk in ICB is greater considering the composition of more diverse deposits. In SBU, FDR and ALA do not have a relationship that is not too close, which means that other factors affect the liquidity of SBU. Financing expansion does not require liquidity conditions because the composition of deposits is less diverse than ICB.