Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126654
Title: Pengaruh 2iP dan NAA terhadap multiplikasi tunas bawang merah varietas Sumenep dalam kultur in vitro
Authors: Dinarti, Diny
Septiari, Andi Mariyasari
Issue Date: 2003
Publisher: IPB (Bogor Agricultural University)
Abstract: Teknik in vitro sebagai salah satu metode perbanyakan vegetatif yang telah diketahui kemampuannya untuk menyediakan bibit dalam jumlah besar dam waktu yang relatif singkat dan bebas patogen dapat diterapkan sebagai aernatif untuk mengatasi ketersediaan bibit bawang merah yang berkualitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh 2iP dan NAA hadap multiplikasi tunas bawang merah varietas Sumenep dalam kultur in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung dan bulan Oktober 2002 sampai dengan bulan Mei 2003. Penelitian menggunakan rancangan perlakuan faktorial yang disusun delam rancangan lingkungan acak lengkap dua faktor, yaitu faktor pertama adalah konsentrasi 2iP 0, 1, 2, 4 dan 6 mg/l dan faktor kedua adalah konsentrasi NAA 0, 0.1 dan 0.5 mg/l. Terdapat 15 kombinasi perlakuan dengan 10 ulangan untuk setiap perlakuan, sehingga secara keseluruhan terdapat 150 botol kultur dengan satu eksplan berupa setengah basal plate berukuran 0.5 mm 1.0 mm sebagai satuan percobaan. Uji statistik yang digunakan yaitu analisis ragam dengan uji lanjut Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) pada taraf kesalahan 5%. Bahan tanaman yang digunakan adalah basal plate umbi Allium ascalonicum varietas Sumenep yang berasal dari lapang sehingga perlu disterilkan terlebih dahulu. Sterilisasi bahan tanaman dilakukan dalam dua tahap, yaitu stenlisasi diluar laminar dan didalam laminar. Basal plate yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam media prekondisi selama satu minggu. Pada tahap sterilisasi dalam media prekondisi diperoleh 100% eksplan steril. Basal plate yang steril kemudian dibagi dua sama besar dan dipindahkan ke media perlakuan dalam botol-botol kultur. Setiap botol kultur berisi satu eksplan. Botol - botol kultur yang berisi eksplan kemudian diletakkan pada rak kultur dengan penyinaran lampu TL putih selama 24 jam dalam ruang bersuhu 18 25 °C selama 10 minggu. Tunas muncul pada 2 minggu setelah perlakuan (MSP), multiplikasi pertunasan mulai terjadi pada 4 MSP dan pada 8 MSP eksplan mulai mengalami senesence yang ditandai dengan menguningnya daun-daun eksplan. Berdasarkan uji F pengaruh tunggal 2iP sangat nyata pada peubah jumlah tunas, jumlah daun dan panjang akar serta berpengaruh tidak nyata pada peubah panjang daun. Pengaruh tunggal 2iP pada jumlah akar berpengaruh nyata hanya pada 6 minggu pertama pengamatan, Berdasarkan uji F pengaruh tunggal NAA berkisar dari sangat nyata hingga tidak nyata pada peubah jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Pengaruh tunggal NAA nyata pada peubah panjang akar dan tidak nyata pada peubah panjang daun, Berdasarkan uji F interaksi 2iP dan NAA berpengaruh sangat nyata hingga tidak nyata pada peubah jumlah tunas dan jah daun. Interaksi 2iP dan NAA berpengaruh tidak nyata pada peubah panjang akar dan jumlah akar kecuali pada 2 MSP. Interaksi 2iP dan NAA Berpengaruh nyata pada peubah panjang daun...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126654
Appears in Collections:UT - Agronomy and Horticulture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A03ams.pdf
  Restricted Access
Fulltext8.41 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.